Parkway Cancer Center Singapore Perkenalkan Pengobatan Kanker Paru Dengan Metode Holistik

- 8 Desember 2021, 16:55 WIB
Empat narasumber hadir untuk memberikan edukasi tentang kanker paru yang diselenggarakan PCC bersama CanHOPE.
Empat narasumber hadir untuk memberikan edukasi tentang kanker paru yang diselenggarakan PCC bersama CanHOPE. /mediapurwodadi/screencapture webinar PCC.

Media Purwodadi – Menurut survei Global Burden of Cancer Study, kasus dan kematian karena kanker di Indonesia meningkat hingga 8,8 persen.

Kanker paru adalah salah satu dari tiga jenis kanker yang umum diderita pasien di Indonesia. Selain kanker payudara dan serviks, kanker ini termasuk penyakit dengan angka kematian meningkat hingga 18 persen dibanding pada tahun 2018.

Kasus Covid-19 juga menambah risiko bagi pasien kanker paru lantaran virus ini dapat memberi efek buruk pada pasien dan sel kanker juga terus berkembang sehingga menurunkan sistem kekebalan tubuh yang berfungsi melawan infeksi virus.

Baca Juga: Kronologi Laka Tunggal Minibus di Jalur Semarang - Demak Km 11, Berikut Ini Daftar Nama Para Korban

Menurut dokter kankerdari Parkway Cancer Centre (PCC) Singapura, dr Chin Tan Min menjelaskan kemoterapi mulanya menjadi solusi pengobatan bagi pasien kanker stadium lanjut.

“Namun, tiga dekade terakhir, berbagai perawatan baru dilengkapi dengan pendekatan holistik telah berkembang untuk mendapat hasil yang lebih baik, yakni dengan efek seminimal mungkin,” jelas dr Chin Tan Min dalam webinar yang digelar Parkway Cancer Centre, Rabu, 8 Desember 2021.

Pendekatan holistik dalam perawatan kanker yakni Parkway Cancer Centre (PCC) Singapura menghadirkan perawatan kanker komprehensif. Parkway Cancer Centre adalah salah satu pusat kanker swasta terdepan di Singapura.

Perawatan kanker ini akan ditangani tim medis multidisplin berpengalaman dilengkapi dengan teknologi modern dan terapi inovatif yang telah terbukti efektivitasnya seperti skrining kanker, diagnosis pengobatan hingga perawatan paliatif.

Sementara itu, Indonesia Cancer Care Community (ICCC) mencatat sekitar 10-15 persen kasus kanker paru tipe SCLC diketahui lebih agresif dan dapat berkembang serya menyebar secaa cepat ke bagian tubuh lainnya.

Kanker paru erat kaitannya dengan efek samping merokok. Sedangkan, sebagian besar kasus kanker paru di Indonesia masuk pada tipe NSCLC, meski tidak seagresif SCLC, namunc cenderung berkembang dan menyebar secara lebih lanmbat.

Baca Juga: Sejarah Peringatan Hari Ibu Tanggal 22 Desember, Berawal Saat Kongres Perempuan Indonesia

“Merokok tentunya menjadi faktor risiko terbesar timbulnya kanker paru yang bertanggung jawab atas lebih dari 80 persen kasus kanker paru di dunia,” ungkap dr Chin.

“Kandungan berbahaya pada rokok dapat merusak sel paru-paru seiring berjalannya waktu bisa berkembang menjadi kanker. Perokok pasif berisiko terjangkit kanker paru. Ini sangat memprihatinkan, mengingat tingginya jumlah perokok di Indonesia,” tambah dr Chin.

Sementara itu, Senior Principal Dietitian and Senior Manager Parkway Cancer Centre, Singapore, Fahma Sunarja menjelaskan perawatan kanker dapat mempengaruhi pola makan, minum dan pencernaan pasien.

“Rekomendasi asupan nutrisi yang diberikan akan tergantung kepada efek samping yang dialami. Sebagian pasien mungkin akan kehilangan nafsu makan, mual mengalami perubahan rasa atau timbulnya luka di mulut,” ujar Fahma Sunarja.

Baca Juga: Dua ABK Hilang Saat Melaut di Perairan Mandalika, Tim SAR Temukan Satu Korban di Perairan Rembang

Kondisi setiap pasien berbeda-beda, maka dari itu, pendekatan dan program diet yang dibuat harus sesuai dengan kondisi masing-masing.

Fahma menambahkan, salah satu contoh yang cukup efektif adalah menjadikan waktu makan sebagai sebuah kegiatan sosial yang dapat dinikmati bersama keluarga dan teman.

“Apabila pasien merasakan pahit atau seperti ada rasa logam di mulutnya, kami menyarankan untuk memakai sendok atau garpu dari plastik atau kayu. Kemudian, memasak dengan peralatan dari bahan gelas tahan panas daripada panci dan wajan logam pun disarankan,” tambah Fahma.

Baca Juga: Minibus Angkut 25 Penumpang Terguling di Ruas Semarang - Demak, Tiga Orang Meninggal Dunia

Sementara itu, Risma Yanti, Manager CanHOPE Indonesia menjelaskan sudah menjelaskan pihaknya terus memberikan edukasi kepada pasien dan masyarakat agar mereka memiliki pemahaman yang tepat dan mendalam tentang kanker serta perawatan klinis yang tersedia.

“Kami mendorong para penderita kanker untuk tidak ragu mencari pendapat dan perawatan profesional. Kami bekerja dengan para ahli medis untuk membantu pasien dan pendampingnya dalam membuat keputusan perawatan yang paling efektif,” tambah Risma dari layanan konseling dan dukungan kanker nirlaba yang disediakan PCC Singapore.

“Kami memahami beban yang dipikul oleh pasien kanker dan kami hadir untuk membantu,” ungkap Risma yang terus memberikan edukasi tentang kanker di Indonesia.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x