Kabupaten Grobogan Lebih Pantas Disebut Bumi Ki Ageng Dibanding Kota Swikee, Ini Penjelasan Seorang Budayawan

- 27 April 2024, 11:21 WIB
Makam Ki Ageng Getas Pendowo, satu dari Ki Ageng yang ada di Kabupaten Grobogan.
Makam Ki Ageng Getas Pendowo, satu dari Ki Ageng yang ada di Kabupaten Grobogan. /Media Purwodadi/Hana Ratri.


Media Purwodadi – Banyak sebutan untuk Kabupaten Grobogan yang diberikan masyarakat. Beberapa sebutan itu antara lain Grobogan Kota Swikee. Meskipun dikenal dengan sebutan ini karena mempunyai masakan khas yakni swikee, namun hal itu dianggap kurang pantas.

Seorang budayawan muda, Muhadi memberikan pendapat bahwa Grobogan layak disebut sebagai Kota atau Bumi Ki Ageng. Menurut Muhadi, Grobogan Bumi Ki Ageng merupakan sebuah ungkapan yang mempunyai makna kota yang “Besar”.

“Ageng dalam bahasa Jawa itu artinya longgar, besar secara ukuran. Hal ini kalau kita lihat ya Grobogan punya luas wilayah 2.013,90 kilometer persegi yang terdiri dari 19 kecamatan, 7 kelurahan, 273 desa dengan jumlah penduduk 1.507.156 jiwa,” jelas Muhadi, saat mengutip data dari Bappeda Grobogan.

Baca Juga: Pasang Jaring Ikan di Sungai Banjir Kanal Timur, Pria Warga Semarang Ini Hanyut dan Tenggelam Terbawa Arus Air

Secara geografis, Muhadi menjelaskan, Grobogan punya kekayaan yang istimewa karena merupakan lembah yang diapit dua pegunungan kapur yang besar dan kaya akan sumber alam, yaitu Pegunungan Kendeng di bagian selatan dan Pegunungan Kapur Utara di bagian utara.

“Sungai purba juga mengalir di wilayah Grobogan yakni Sungai Serang dan Sungai Lusi. Selain itu, Grobogan ini juga sebagai salah satu Lumbung Pangan Nasional dan jagung menjadi komoditas utama sebesar 29,3 persen yang memenuhi kebutuhan nasional,” tambah pria yang juga mengelola Candi Joglo Semar Purwodadi ini.

Sejarah yang Utama

Muhadi menjelaskan, dari segi sejarah bisa dikatakan yang layak mempengaruhi perkembangan Kabupaten Grobogan hingga sekarang ini. Peradaban besar dimulai saat Kerajaan Medang Kamulan menjadi kerajaan tertua dan berlokasi di Kabupaten Grobogan. Kerajaan inilahh yang membawa peradaban Kebudayaan Jawa.

“Pada zaman Kerajaan Medang Kamulan ini, yang menjadi cikal bakal peradaban kebudayaan Jawa dengan memberikan pembelajaran kehidupan berupa huruf jawa HA NA CA RA KA hingga sekarang,” jelas Muhadi.

Sementara terkait dengan penyebutan Kabupaten Grobogan yang layak disebut sebagai Bumi Ki Ageng itu tidak lepas dari beberapa tokoh besar yang diawali dengan kata Ki Ageng, yang mempunyai makna sebutan untuk laki-laki yang besar atau sebagai tokoh pemimpin daerah.

Di Kabupaten Grobogan ada beberapa tokoh pendiri suatu daerah yang punya kesaktian dan memberi nilai luhur pada masyarakat seperti Ki Ageng Lembu Peteng, Ki Ageng Getas Pendowo, Ki Ageng Selo, dan sebagainya.

Baca Juga: Tersengat Listrik Jebakan Tikus, Seorang Warga Purwodadi Ditemukan Meninggal di Sawah Miliknya

Dari tokoh-tokoh di atas, Muhadi menyebut, lahir Raja Mataram Islam di Pulau Jawa sampai sekarang seperti Kasultanan Yogyakarta, Kasunanan Surakarta, Kadipaten Mangkunegaran, dan Kadipaten Mangkualaman. Berdasar sejarah ini, Ki Ageng Tarub disebut sebagai Punjer atau Leluhur para Raja di Jawa.

“Pengaruh para Ki Ageng itu sungguh luar biasa di Kabupaten Grobogan, karena mereka memberikan teladan bagi masyarakat, mengajarkan tentang pendidikan adab dan perilaku berbudaya kepada raja-raja. Jadi, kami para budayawan sudah berdialog juga dengan Bappeda yang mempersiapkan untuk City Branding pada 2025 dengan mengangkat citra wajah Kabupaten Grobogan ke dunia Internasional, Grobogan Berbudaya,” harap Muhadi.

“Harapannya di tahun 2025 nanti, menjadi tahun terangkatnya nilai spirit, sosial, seni budaya, ekonomi, dan politik Kabupaten Grobogan,” imbuh dia.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x