Kenali Lebih Dekat Flu Singapura atau HFMD, Apakah Termasuk Jenis Penyakit Menular? Simak Selengkapnya

- 16 April 2024, 20:33 WIB
Ilustrasi anak yang mendapatkan perawatan karena penyakit flu singapura.
Ilustrasi anak yang mendapatkan perawatan karena penyakit flu singapura. /Sasin Tipchai /PIXABAY.


Media Purwodadi – Banyak orang yang belum mengetahui jenis penyakit flu Singapura. Penyakit ini juga sering disebut penyakit Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD).

Penyakit ini terjadi dengan penularan yang sangat cepat jika tidak dilakukan pencegahan secara cepat dan tepat. Hal itu dikatakan Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Grobogan, dr Djatmiko.

Menurut dr Djatmiko, penyakit flu Singapura ini kerap ditemukan pada usia anak, terutama usia di bawah 10 tahun. Penyakit ini juga dapat terjadi pada anak usia remaja dan dewasa.

Baca Juga: Bolehkah Wanita Haid Membaca Alquran? Ini Penjelasan Ust. Nanung Tentang Hukumnya

“Penyakit ini disebabkan oleh virus bernama genus Enterovirus dan yang paling sering adalah Coxsackievirus Human. Virus menyebar melalui kontak kulit, udara pernafasan, cairan dari blister (benjolan kecil) atau tinja penderita, serta makan dan minum bersama,” jelas dr Djatmiko.

Terkait gejala flu Singapura ini, dr Djatmiko menjelaaskan umumnya di awal ringan dan dapat hilang dengan sendirinya. Penyakit ini ditandai dengan adanya demam yang berlangsung satu hingga dua hari. Kemudian, terjadi ruam pada kulit dan benjolan kecil di telapak kaki, tangan dan mukosa atau mulut.

Baca Juga: Cara Turunkan Kadar Kolesterol Pasca Lebaran: Langkah-Langkah Sederhana untuk Kesehatan Jantung yang Optimal

“Pasien yang menderita penyakit ini akan mengalami nafsu makan berkurang, lesu dan nyeri tenggorokan. Kadang bayi atau balita menjadi mudah marah. Beberapa kasus, luka bisa muncul di siku, tangan, lutut, pantat dan lipatan paha. Jadi ini hampir sama seperti penyakit cacar,” jelas dr Djatmiko.

Bukan Penyakit Berat

Penyakit flu Singapura ini bukan merupakan penyakit yang berat dan tidak berbahaya. Namun, penyakit ini mudah menular dengan masa inkubasi 3-7 hari.

“Bisa sembuh dalam kurun waktu 7-10 hari dengan pengobatan hanya bersifat suportif,” jelas dr Djatmiko.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x