Bocah 10 Tahun di Grobogan Meninggal Dunia Karena Terjangkit Virus HIV/AIDS, Dinkes: Terpapar dari Orang Tua

- 26 April 2024, 17:40 WIB
Ilustrasi HIV AIDS.
Ilustrasi HIV AIDS. /PIXABAY/Darwin Laganzon.


Media Purwodadi – Dinas Kesehatan Grobogan membenarkan adanya seorang bocah berusia 10 tahun asal Tanggungharjo, Grobogan, yang meninggal dunia karena terinfeksi virus HIV/AIDS.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan dr Slamet Widodo melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), dr Djatmiko.

Menurut dr Djatmiko, anak tersebut lahir dari suami istri yang sama-sama menderita HIV/AIDS. Namun, ayah dan ibunya sudah meninggal dunia lebih dulu.

Baca Juga: Selamat, Posko Sinergitas Terpadu “Patlabor” Sat Lantas Polres Grobogan Raih Juara Umum

“Ibunya terkonfirmasi positif HIV Stadium tiga (AIDS) pada tanggal 3 Maret 2020 di RSUD dr Soedjati Purwodadi dan sudah pengobatan rutin. Namun, pada tanggal 4 Desember 2021, pasien dirujuk keluar, sudah tidak melakukan pengobatan lagi di RSUD dr Seodjati Purwodadi. Dari info Programer HIV Puskesmas Tanggungharjo, pasien tersebut sudah meninggal dunia pada 5 Desember 2023,” jelas dr Djatmiko, saat dikonfirmasi, Jumat 26 April 2024.

Diketahui , setelah sang ibu tiada, anak tersebut yang juga terkonfirmasi positif menderita penyakit yang itu rutin melakukan pengobatan. Ia tinggal bersama kakeknya di sebuah desa di Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan.

Pengobatan tersebut dilakukan di sebuah rumah sakit ternama di Salatiga. Setiap bulan, kakeknya yang berusia 60 tahun bersama cucunya tersebut pergi ke Salatiga untuk kontrol dan mengambil obat. Dari info yang diterima, sang kakek melihat cucunya tidak mau minum obat, tidak mau berolahraga dan makan yang teratur.

Baca Juga: Timnas Indonesia U23 Melaju ke Babak Semifinal, Ketua Umum PSSI Erick Thohir Harapkan Doa dan Dukungan

“Penderita HIV/AIDS itu harus minum obat rutin setiap hari secara teratur, kalau obat mau habis segera untuk kontrol agar mendapatkan pengobatan lagi. Orang-orang di sekitarnya harus bisa berperan serta. Kalau menurut saya, anak tersebut tinggal hanya bersama kakeknya, jadi peran serta orang-orang di sekitarnya masih kurang,” tambah dokter alumnus Fakultas Kedokteran Unissula Semarang ini.

Dirinya berpesan kepada masyarakat agar tetap berperan serta jika di lingkungannya terdapat pasien yang terjangkit virus HIV/AIDS. Peran serta yang dilakukan adalah tidak mengucilkan, tetapi memberikan perhatian dengan mengingatkan agar tetap minum obat, menjaga daya tahan tubuh dengan olah raga dan juga tidak boleh stress.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x