BOR Penuh, Ganjar : Kalau Tak Mampu Menambah, Kami Turunkan RS Darurat

2 Juni 2021, 17:19 WIB
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat melakukan koordinasi dengan instansi terkait di Kabupaten Kudus, beberapa waktu lalu. /Humas Pemprov Jateng/

Media Purwodadi - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan jika Bed Occupancy Rate (BOR) sejumlah RS di Kudus tidak segera ditambah, Ganjar akan menurunkan RS Darurat.

Ganjar menyatakan hal tersebut lantaran BOR rumah sakit di Kudus, sudah sangat tinggi, yakni mendekati 100 persen.

"Saya sudah komunikasi dengan Bupati dan Kadinkes-nya. Yang jelas persoalan yang harus diselesaikan di sana itu menambah tempat tidur. Itu sebenarnya ndak sulit, tinggal butuh mau saja. Tapi kalau nanti sulit betul, kami akan turunkan rumah sakit darurat," kata Ganjar usai mengikuti rapat dengan Kemenkes secara daring, Rabu 2 Juni 2021.

RS darurat itu, kata Ganjar, sedang dilakukan assesment. Keputusan dibuat RS darurat atau tidak, tergantung pada hasil assesment tersebut.

Baca Juga: Waktu Tempuh Lebih Cepat, KA Argo Bromo Anggrek Juga Dilengkapi Cooking Live

"Kalau harus membuat rumah sakit darurat, kita sudah siap. TNI-Polri sudah siap. SDM kita dorong, perawatnya dari PPNI dan dari kita sudah kita dorong. Termasuk dokter dari Provinsi maupun IDI sudah disiapkan," tegasnya.

Ganjar berharap Pemkab Kudus segera melakukan gerak cepat untuk perbaikan. Seperti penambahan tempat tidur RS di Kudus.

"Pengalaman saya waktu dulu mengalami kenaikan dan BOR tinggi, saya itu tinggal perintah saja ke rumah sakit. Kamu tambah ICU dan tempat tidur isolasi. Kalau ndak punya duit, pakai saja BLUD. Tidak ada yang tidak bisa. Semuanya bisa. Hanya butuh mau dan strong leadershipdari Bupati agar langsung tunjuk, perintah dan lakukan. Tidak ada yang lain," tegas Ganjar.

Pihaknya juga akan terus mendampingi Kudus dalam mengatasi persoalan ini. Kementerian Kesehatan, BPNB juga turut untuk membantu.

Baca Juga: Dituding Punya Simbol Illuminati, Jaja ‘Apaan Tuh’ Miharja Bilang Itu Hoax

"Maka kita akan pandu, biar teman-teman Kudus nyaman semuanya. Kalau sulit bisa langsung komunikasi dengan kami, bantuan apa yang dibutuhkan. Kami siap bantu, kemenkes dan BNPB juga siap bantu," ucapnya.

Pola Gotong Royong

Gotong royong juga harus diperlukan sembari menunggu assesment. Beberapa daerah di Kudus juga diminta untuk membantu penanganan.

"Dan pola gotong royong ini diapresiasi pak Menkes, karena semua daerah penyokong Kudus mau mendukung dan membantu. Misalnya Semarang saya senang, karena BOR-nya tidak tinggi dan ikhlas menerima pasien dari Kudus. Ini yang akan kita dorong terus," ujar suami dari Siti Atiqoh ini.

Beberapa daerah juga tengah siaga dengan mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan terjadi lonjakan. RS harus benar-benar disiapkan agar tidak kesulitan ketika terjadi peningkatan.

Baca Juga: Karena Tak Pakai Masker, Pengendara Motor Dihukum Sebutkan 5 Sila Pancasila

"Saya minta tambahannya di Tegal, Sragen, dan beberapa daerah lain. Selain itu, testing, tracing harus terus ditingkatkan. Tidak boleh kendor karena ini bisa dijadikan acuan penanganan, termasuk antisipasi potensi varian baru," tambah Ganjar.

Cukup Mengkhawatirkan

Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo mengatakan, kondisi BOR RS di Kudus memang cukup mengkhawatirkan.

Penambahan tempat tidur, baik di ICU maupun isolasi juga mendesak untuk dilakukan.

"Selain itu, banyak tenaga kesehatan di Kudus yang terkonfirmasi positif Covid-19. Sehingga kami dari Provinsi berupaya melakukan penambahan tenaga. Saat ini, sudah ada 48 tenaga kesehatan yang kami kirim ke Kudus untuk mem-backup," ucapnya.***

Editor: Agung Tri Wibowo

Sumber: Humas Pemprov Jateng

Tags

Terkini

Terpopuler