“Alhasil, kerapuhan tulang sudah mulai terjadi bahkan dari usia muda karena diet yang ekstrim demi tubuh sempurna,” terang Edwin.
Rahasia ketiga, sumber makanan yang terbaik untuk Vitamin D adalah ikan “gemuk”, terutama ikan laut. Namun, mayoritas wanita justru kurang suka dengan aroma amis pada fatty fish apalagi juga mengkonsumsi tulang ikan kecil karena dianggap terlalu “manly”.
“Hasilnya, fortifikasi vitamin sintetis menjadi pilihannya sekalipun kita tahu sintetis artinya artificial,” jelasnya.
Keempat, wanita lebih berisiko terkena kasus obesitas karena faktor hormonal. Lebih lanjut Edwin Lau memaparkan, menurut data Riskesdas 2018, prevelensi kasus diabetes pada wanita lebih tinggi daripada laki-laki.
Hal ini membuat penyerapan Vitamin D menjadi terganggu dan wanita menjadi tambah lebih rentan mengalami osteoporosis pada usia dini maupun pada usia lanjut.
Kelima, wanita lebih malas berolahraga. Plain dan simple, fakta dan bukan fiksi tegas Edwin. Pada akhirnya, kurangnya olahraga terutama pada jenis angkat beban membuat kerapuhan tulang menjadi meningkat dan penyerapan Vitamin D, Fosfor, dan Kalsium menjadi menurun.
“Dan sekalipun melelahkan, pekerjaan rumah tidak bisa disamakan dengan olahraga intensif,” tegasnya.
Jadi sekalipun masih banyak faktor pencetusnya, selalu ingat bahwa selain kerapuhan tulang, kekurangan Vitamin D dapat berujung pada penyakit Diabetes, Hipertensi, dan bahkan Depresi yang berkelanjutan.
“Kesimpulannya, jangan paranoid dengan sinar matahari, makanlah fatty fish, dan berolahragalah dengan rutin. Good luck everyone!,” tutup Edwin Lau.