Awas! Nilai Tukar Rupiah Melemah Hingga Rp16.250 Per Dolar AS. Ini Dampaknya ke Ekonomi Masyarakat Indonesia

- 19 April 2024, 09:04 WIB
Ilustrasi nilai tukar Rupiah melemah terhadap Dolar AS.
Ilustrasi nilai tukar Rupiah melemah terhadap Dolar AS. /Pikiran Rakyat/YouTube Ngomongin Uang


Media Purwodadi – Usai libur Lebaran 2024 ini, nilai tukar rupiah melamah hingga ke angka Rp16.250 per dolar Amerika Serikat (AS).

Menurut Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto, pelemahan nilai tukar rupiah terjadi karena ada beberapa faktor.

Yang pertama, pelemahan rupiah karena adanya sentimen terkait rilis data fundamental AS. Dimana, inflasi dan penjualan ritel tercatat berada di atas ekspektasi pasar.

Baca Juga: Usai Singkirkan Manchester City, Real Madrid Kini Fokus ke LaLiga Jelang El Clasico Menjamu Barcelona

Dalam perkembangan data AS itu semakin menunjukkan bahwa situasi ekonomi negara tersebut masih cukup kuat.

Faktor kedua pelemahan rupiah dikarenakan semakin memanasnya konflik di Timur Tengah. Terbaru, dilancarkan serangan oleh Iran ke Israel.

Lebih lanjut, Edi Susianto menjelaskan indeks dolar AS atau DXY selama periode libur Lebaran tercatat kemarin menguat secara signifikan, dari 104 menjadi di atas 106.

Selama libur Lebaran, pasar NDF IDR di offshore juga sudah tembus di atas Rp16.000, atau sudah di sekitar Rp16.100, sehingga rupiah dibuka di sekitar angka tersebut.

Dilansir dari data Bloomberg, rupiah dibuka melemah 353,50 poin atau 2,23 persen menuju level Rp16.201,5 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS menguat 0,14 persen menuju posisi 106,35. Level rupiah tersebut merupakan yang terlemah sejak April 2020.

Potensi Kenaikan Harga Produk di Dalam Negeri

Akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS tentunya juga akan mempengaruhi harga-harga produk dalam negeri.

Hal itu lantaran produk-produk sepeti makanan dan minuman di Indonesia masih banyak yang membutuhkan bahan baku dengan mengimpor dari luar negeri.

Untuk bahan yang diimpor, kebanyakan adalah biji-bijian, beberapa produk dairy, susu, daging dan sebagainya.

Baca Juga: Persiapan Matang Persib Bandung Menjamu Persebaya Surabaya di BRI Liga 1 Pekan 32 Esok

Selain itu, juga diperburuk dengan harga minyak mentah dan biaya logistik lainnya juga ikut naik akibat jalur perdagangan kawasan Timur Tengah terganggu perang.

Pelemahan rupiah dan kenaikan harga minyak mentah ini juga harus diwaspadai lantaran akan mempengaruhi harga pangan.

kenaikan harga minyak mentah dunia ini berkorelasi langsung dengan kenaikan inflasi nantinya di berbagai negara, termasuk Indonesia, karena Indonesia negara net importir minyak.

Selain inflasi, kenaikan harga minyak mentah dunia juga akan terus mengikis anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) pemerintah.

Sebab beban subsidi energi akan bertambah menyebabkan ruang fiskal pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat sedikit banyak terganggu.***

Editor: Agung Tri

Sumber: antaranews.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x