Filsafat Tidak Tenggelam Dalam Metafisik Belaka, Berikut Ulasan Dr Fahruddin Faiz Tentang Pragmatisme Daway

- 10 Mei 2022, 15:15 WIB
Ilustrasi orang yang cenderung menjadi pemikir tentang bagaimana kehidupan di masa mendatang.
Ilustrasi orang yang cenderung menjadi pemikir tentang bagaimana kehidupan di masa mendatang. /Brett Sayles / PEXELS.

Media Purwodadi - Menurut John Daway, pragmatisme adalah filsafat hasil atau ada yang mengatakan filsafat bisnis.

Pandangan filsafat yang orientasinya hasil konkrit, bukan analisis, teori, dan gagasan yang hanya menjadi koleksi perpustakaan dan bahan perdebatan.

Ukuran pragmatisme yaitu terdapat pada hasilnya, sehingga banyak yang tidak suka dengan pragmatisme karena motif-motif yang tidak bagus bisa juga menggunakan logika pragmatisme.

Baca Juga: 7 Makanan Penurun Kolesterol pada Tubuh Diantaranya Asam Jawa Berikut Penjelasan dr Ema Surya Pertiwi

Dr Fahruddin Faiz menggunakan permisalan dunia perkuliahan dalam menjelaskan apa itu pragmatisme dengan analogi nilai yang bagus.

“Misalnya ketika kuliah yang penting mendapatkan ijazah, nilai bagus. Hal tersebut menghilangkan esensi ketika hanya dilihat dari kelulusan dan nilai yang bagus.”, ucap Dr Fahruddin, dalam kanal YouTube M Channel.

“Dimana nilai bagus bisa didapatkan dengan berbagai cara, baik dengan menyontek atau hal yang lain karena tujuannya adalah nilai yang bagus.”, imbuh lanjut Dr Fahruddin

Dirinya juga memaparkan tugas dari filsafat itu sendiri dalam kehidupan yakni perbuatan nyata.

“Maka disinilah tugasnya filsafat yaitu memberikan pengarahan bagi perbuatan nyata dalam kehidupan,” jelas Dr Fahruddin.

Berdebat terkait metafisik tidak ada efeknya dalam kehidupan, karena apa yang diperdebatkan tidak jelas dan tidak diketahui kepastiannya.

Maka, Dr Fahruddin menyatakan tidak perlu memperdebatkan hal tersebut, sebab yang perlu dipikirkan adalah yang berpengaruh pada kehidupan nyata.
 
“Maka yang perlu kita pikirkan adalah yang berpengaruh pada kehidupan nyata,” jelasnya.
 
Filsafat tidak boleh tenggelam dalam pemikiran-pemikiran metafisik belaka. Hal ini dilakukan agar bisa menjalani kehidupan yang konkrit dan tidak terlalu bertele-tele dalam berdebat yang tidak perlu.

Baca Juga: Ramalan Zodiak, Selasa 10 Mei 2022 : Gemini Perlu Kekuatan Pola Pikir, Cancer Ada Kejadian Tidak Menyenangkan

Filsafat harus berpihak pada pengalaman dan menyelidiki serta mengolah pengalaman tersebut secara kritis.

Ketika membahas realitas, tidak hanya sekedar berhenti pada pembahasan realitas saja.

Dari realitas ringab tersebut dirumuskan menjadi konsep, kemudian menjadi norma, kemudian menjadi teori dan dari teori tersebutlah yang akan menyumbang pada kehidupan nyata.

“Itulah yang dimaksud pragmatisme bukan lagi filsatat. Dengan demikian, filsafat dapat menyusun suatu sistem atau norma,” pungkas Dr Fahruddin.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya

Sumber: Youtube M Channel


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x