Rantau Bertuah Menginspirasi Pembaca, Berikut Ulasan Sherly Annavita Saat Bedah Buku Milik Tatty Elmir

- 4 Juni 2022, 07:50 WIB
Sherly Annavita Rahmi saat mengulas buku Rantau Bertuah.
Sherly Annavita Rahmi saat mengulas buku Rantau Bertuah. /tangkapan layar YouTube Sherly Annavita Rahmi.

Media Purwodadi – Keberhasilan memang tidak bisa diturunkan begitu saja, namun nilai-nilai dalam keluarga dan lingkungan menjadi bekal yang dapat menempa hal tersebut.

Salah satunya dalam buku Rantau Bertuah karya Tatty Elmir yang memaknai hijrahnya manusia di dunia maupun akhirat.

Buku tersebut menceritakan kisah keseharian dari 2 tokoh utama, yang menjelaskan kepada kita semua bahwa tidak ada yang instan untuk menjadi insan terbaik yang diinginkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Baca Juga: Jadwal Acara Televisi Trans 7, Sabtu, 4 Juni 2022 : Sobat Misqueen, Cuan Bos, Krim Malam

Melalui penelusuran Media Purwodadi, Sherly Annavita Rahmi, seorang kreator konten dalam segmennya AdaBuku Episode 16, memberikan ulasan dari buku Rantau Bertuah karya Tatty Elmir.

Sekilas informasi, Tatty Elmir merupakan seorang founder sebuah organisasi kepemudaan yang banyak melahirkan tokoh-tokoh hebat yaitu Forum Indonesia Muda.

Rantau Bertuah merupakan buku seri kedua setelah buku Never Ending Hijrah, kedua buku ini menceritakan tentang perjalanan dan kisah-kisah penulis dari Tatty Elmir, saat ia berkunjung ke New Zealand untuk bertemu pasangan hijrah.

Kedua buku tersebut, menceritakan tentang kisah dan cerita penuh hikmah dari kehidupan keluarga Reza Abdul Jabbar dan Silvi Pamudji.

Pasangan WNI yang merantau dan menetap di Mokotua, New Zealand. Mereka menjadi petani berskala besar dan tercatat lebih 800 hektar menjadi wilayah bertaninya, dengan jumlah lebih dari 3500 ribu ekor sapi.

Hingga membuat Tatty Elmir tertarik untuk menulis perjalanan pasangan tersebut yang dituang dalam kedua karya bukunya.

Sherly memberikan 2 ulasan untuk mereview buku Rantau Bertuah karya Tatty Elmir. Pertama, orang pintar itu banyak, tapi yang memegang nilai dan tidak oportunis itu sedikit. Dan sukses saat kita menjadi mayoritas itu biasa, yang luar biasa adalah saat kita sukses menjadi minoritas.

“Nah, pasangan ini adalah minoritas di tempat mereka tinggal sekarang yaitu New Zealand, menjadi muslim dan muslimnya juga bukan muslim yang biasa,” ungkap Sherly.

Reza Abdul Jabbar adalah yang membebaskan lahan atau wakaf tanah serta bangunannya dan sekaligus menjadi Imam Masjid Invercargil.

Menurut Sherly hal itu menjadi inspirasi baginya, ketika kita menjadi minoritas, ruang gerak terbatas, namun tetap bisa bergerak melampaui batas-batas kasat mata.

Ide pertama, karakteristik pemenang. Dalam salah satu bab 15 halaman 138-143, tertulis bahwa karakter pemenang itu jelas berbeda dengan karakter pecundang.

Reza Abdul Jabbar memberikan 3 hal karakter pemenang dilihat dari etos kerja, jiwa kompetitif, dan pemenang cenderung akan menciptakan pemenang lainnya.

Baca Juga: Jadwal Acara Trans TV, Sabtu, 4 Juni 2022: Segera Simak Bikin Laper, Ketawa Itu Berkah, Bioskop Trans TV

Ide kedua, perempuan hebat diciptakan untuk mendampingi laki-laki hebat, sebaliknya laki-laki hebat membutuhkan wanita hebat disampingnya.

Dalam bukunya halaman 161-167, intinya ketika fitrahnya manusia itu diciptakan berpasang-pasangan, maka pasangan itu juga sangat mencerminkan sesuatu yang kita butuhkan.

“Seorang dengan ambisi besar misalnya, tentu membutuhkan pasangan yang juga mampu menjadi penyeimbang dalam keluarga. Dan menurut mas Reza, memantaskan diri itu berlaku bagi perempuan maupun laki-laki,” jelas Sherly.

“Karena partikel terkecil proses pendidikan itu, justru mulainya ada di rumah yaitu keluarga menurut mas Reza,” tambahnya.

Sherly menyimpulkan bahwa keluarga justru sebagai fondasi awal dalam membangun perubahan untuk generasi selanjutnya.

Ide ketiga, untuk menjadi besar maka berpikirlah besar. Reza Abdul Jabbar memberikan 2 cara memiliki pikiran yang besar yaitu orang tua yang membentuk, dan berasal dari eksternal.

“Justru tantangan terbesarnya adalah ketika kita nggak punya keduanya, saat kecil kita tidak dikelilingi oleh support system yang membuat kita berpikir besar dan setelah kita beranjak dewasa kita terus menjadikan itu sebagai pembenaran,” ucap influencer asal Aceh, Sherly.

“Padahal pikiran dan habit adalah dua hal yang sangat bisa diubah dan dibentuk,” lanjutnya.

Dalam buku Rantau Bertuah yang diambil dari kehidupan Reza Abdul Jabbar, ia mengatakan bahwa tidak ada kesuksesan yang diraih dengan instan.

Demikian ulasan buku Rantau Bertuah karya Tatty Elmir yang dibahas oleh Sherly Annavita Rahmi bersama tim AdaBuku. ***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya

Sumber: YouTube Sherly Annavita Rahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x