Sherly Annavita Rahmi Bedah Buku Mindset Karya Dr Carol S. Dweck, Mengubah Pola Pikir Untuk Perubahan Besar

- 3 April 2022, 17:17 WIB
Sherly Annavita Rahmi mengulas buku Mindset karya Dr Carol S. Dweck.Foto: Media Purwodadi
Sherly Annavita Rahmi mengulas buku Mindset karya Dr Carol S. Dweck.Foto: Media Purwodadi /Tangkapan layar YouTube Sherly Annavita Rahmi/

Media Purwodadi – Mindset atau pola pikir adalah cara berpikir yang mempengaruhi seseorang dalam berpikir dan berperilaku dikehidupan sehari-hari.

Namun tidak semua orang tahu sebenarnya, Fix Mindset dan Growth Mindset adalah pola pikir yang sebenarnya sangat berseberangan.

Melalui penelusuran Media Purwodadi, Sherly Annavita Rahmi membedah buku berjudul Mindset karya Dr Carol S Dweck.

Terbukti dalam buku Mindset atau pola pikir, telah mengubah pola pikir orang untuk perubahan besar dalam hidup di berbagai belahan dunia.

Sejak diterbitkan pada tahun 2006 lalu, buku buku Mindset atau pola pikir dari Dr Carol S. Dweck telah banyak menjadi referensi.

Dr Carol Susan Dweck merupakan seorang peneliti senior dalam bidang personality, social psychology, dan developmental psychology.

Baca Juga: Literasi Digital Adalah Pengetahuan dan Kecakapan Menggunakan Media Sosial Secara Tepat dan Patuh Hukum

Dr Carol Susan Dweck sekaligus sebagai profesor di Columbia University dan Stanford University dari Faculty Of Psychology.

Hingga saat ini, Dr Carol Susan Dweck juga menjadi salah satu member dari American Academy of Arts & Sciences.

Dr Carol Susan Dweck telah menulis beberapa buku yang mendapatkan penghargaan sebagai ‘Book of The Year: World Education Fellowship’.

Wajar saja jika karya-karyanya menjadi unggulan oleh The New York Times, Washington Post, dan Boston Globe.

Sherly secara personal, ia akan membahas 3 ide utama dalam buku Mindset karya Dr Carol S. Dweck yang relate dengan masalah anak muda.

Baca Juga: Tips Hidup Bahagia, Jauhi 5 Pola Pikir Negatif Berikut Ini

Ide pertama berbicara mengenai perbedaan antara Fixed Mindset & Growth Mindset.

Secara sederhana, Fix Mindset merupakan pola pikir yang melihat bahwa ‘kecerdasan’ sesuatu yang pasti dan tidak bisa diubah sampai kapanpun.

Sehingga wajar bahwa manusia ‘Fix Mindset’ akan berorientasi pada hasil, bukan pada proses.

Sedangkan, Growth Mindset merupakan kebalikannya yang sifatnya skill teknis bisa dipelajari, dibiasakan, dan dapat di improved. Dalam hal ini, kecerdasan manusia sangat bisa untuk berkembang.

Selama kita mau melakukan pengulangan secara konsisten dan mengevaluasi, yang paling penting mindset-nya adalah menyukai tantangan.

Sehingga wajar, jika manusia ‘Growth Mindset’ boleh jadi memiliki target, namun lebih berorientasi pada proses daripada hasil.

Menariknya pada bagian yang disebut oleh Dr Carol S. Dweck yaitu Raw Talent atau bakat bawaan lahir.

Tidak perlu banyak effort untuk belajar dan latihan, orang yang memiliki bakat bawaan lahir akan tetap memiliki ‘standard performance’ yang baik dalam bidang tersebut.

 “Misalnya ada teman-teman kita yang memang punya bakat musik, tentu insting nada dan musiknya akan lebih tinggi dan di atas rata-rata dibanding orang pada umumnya,” jelas Sherly.

Dr Carol S. Dweck memberikan garis besar, para Growth Mindset sangat menerima bahwa ada yang namanya talent. Namun ada begitu banyak ruang pada diri manusia untuk terus bertumbuh menjadi lebih baik.

Fix Mindset cenderung menghindari tantangan, defensive saat menghadapi masalah, tidak begitu suka dikritik, usaha dan effort adalah suatu hal yang melelahkan dan sia-sia, dan merasa terancam saat melihat kesuksesan orang lain.

Sedangkan Growth Mindset menyukai tantangan, melihat masalah justru merasa tertantang, mau menghadapi dan belajar dari kritik yang membangun, effort dan usaha cara untuk menjadi lebih baik di bidang tersebut, belajar dan mencari inspirasi dari kesuksesan orang lain.

 “Usaha dan kegagalan justru dilihat dari sudut pandang yang berbeda oleh para growth mindset. Justru usaha dan kegagalan itu yang membuat mereka menjadi bertumbuh ‘and get the higher level of achievement’,” ujar Sherly.

Ide utama kedua dalam buku Mindset karya Dr Carol S. Dweck mengenai progress beat perfection.

Bertumbuh atau kemajuan yang konsisten akan mengalahkan ‘perfectionists’.  

 “Kita harus bagus dan terlihat sempurna dulu, baru mau melakukannya. Maka kita juga harus bersiap karena yang akan terjadi adalah procrastination,” lanjut Sherly. 

Alias kita akan terus menundanya, karena akan selalu kata ‘tapi’ dan selalu ada kata ‘nanti’ bagi para Fix Mindset.

Jangan tunggu sempurna dulu untuk memulai, namun mulai dulu baru pelan-pelan disempurnakan.

Ide utama ketiga yaitu Growth Mindset is a gradual journey, menjadi manusia yang memiliki Growth Mindset itu sendiri adalah proses yang bertahap.

 “Salah seorang teman memberikan ide tentang ‘bagaimana kalau kita mencoba untuk menyampaikan opini dan sudut pandang di sosial media?” ucap Sherly.

Awalnya ia menolak, karena sangat tidak terbiasa melakukannya. Kendalanya ada banyak hal baru yang harus dipelajari dan diadaptasikan.

Namun, selang beberapa hari Sherly berpikir ulang ‘kenapa tidak melihat ini sebagai sebuah tantangan?’.

Kalaupun harus gagal, setidaknya bisa menjadikannya sebagai learning opportunity. Kesempatan untuk bisa mempelajari sesuatu yang baru.

Mengeliminasi cara terbaik dari Fix Mindset dengan memiliki sosial kontrol yang mau mengingatkan, mengajak kita keluar dari zona nyaman, memberi kritik yang membangun, dan memiliki mentor.

Demikian ulasan dari Sherly Annavita Rahmi dalam bedah buku Mindset karya Dr Carol S. Dweck, dalam mengubah pola pikir orang untuk perubahan besar dalam hidup. ***

Editor: Wahyu Prabowo

Sumber: YouTube Sherly Annavita Rahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x