Ratusan Imigran Rohingya Terdampar di Aceh Besar Ini Tertampung di Penampungan Sementara

- 10 Januari 2023, 09:50 WIB
Potret imigran Rohingya yang terdampar di Aceh sejak Minggu, 8 Januari 2023 lalu.
Potret imigran Rohingya yang terdampar di Aceh sejak Minggu, 8 Januari 2023 lalu. /Humas Bakamla/ANTARA

Media Purwodadi – Pemerintah Kabupaten Aceh Besar telah menemukan warga Rohingya yang terdampar di Gampong Baro, Kecamatan Baitussalam, Minggu, 8 Januari 2023.

Pihak Pemerintah Kabupaten Aceh Besar memberikan penampungan sementara terhadap ratusan warga Rohingya. Sebelumnya, pada tanggal 25 Desember 2022, pemerintah setempat juga telah menyelamatkan puluhan warga Rohingya yang terdampar di wilayah tersebut.

Lalu, siapa sebenarnya warga Rohingya sehingga mereka melakukan perjalanan laut yang ekstrim ke berbagai wilayah untuk mendapatkan suaka demi kehidupan mereka?

Baca Juga: Update Sidang Ferdy Sambo Cs : Kuat Maruf Akui Menangis Saat Terima Telepon Saat Jalani Pemeriksaan Penyidik

Dilansir dari berbagai sumber, Rohingya merupakan sebuah kelompok etnis Indo Arya dari Rakhine di Myanmar. Mereka ini berasal dari negara bagian Rakhine (Arakan).

Namun, sejarawan lain mengklaim bahwa warga Rohingya adalah mereka yang berimigrasi ke Myanmar dari Bengal.

Singkatnya, setelah Perang Anglo Burma pada tahun 1826, Inggris menganeksasi Arakan dan pemerintah pendudukan mendorong terjadinya migrasi pekerja dari Bengal datang ke sana untuk bekerja sebagai buruh tani.

Populasi umat Muslim yang mendiami Arakan pada tahun 1869 tersebut sebanyak 5 persen. Dan setelah dilakukan pencatatan sensus, antara 1872 dan 1911 hasilnya ada peningkatan jumlah populasi umat Muslim Rohingya dari 58.225 ke 178.647 jiwa di Distrik Akyab.

Pasca Perang Dunia II, terjadi peristiwa pembantaian Arakan. Adanya perpecahan kekerasan komunal antara rekrutan milisi bersenjata Inggris dari angkatan ke V Rohingya yang berseteru dengan Budha Rakhine.

Pada 1982, pemerintah Jenderal Ne Win memberlakukan hukum kewarganegaraan di Burma (sekarang Myanmar). UU tersebut menolak status kewarganegaraan Etnis Rohingya.

Maka, sejak tahun 1990, istilah orang Rohingya telah meningkat dalam penggunaan di kalangan masyarakat untuk merujuk penyebutan etnis Rohingya.

Mayoritas orang Rohingya ini mendiami kota-kota di wilayah Rakhine Utara. Ada 80-98 persen dari populasi warga Rohingya di kota tersebut.

Namun, untuk menghindari kekerasan di daerahnya, banyak orang Rohingya melarikan diri ke pemukiman kumuh dan kamp pengungsi di negara tetangga, seperti Bangladesh. Bahkan, dikabarkan pula orang Rohingya tinggal di sepanjangan perbatasan dengan Thailand.

Di tahun 2015, ketika ada perhatian Internasional atas krisis pengungsi Rohingya yang menempuh perjalanan laut berbahaya dalam upaya melarikan diri ke beberapa negara Asia Tenggara, seperti di Malaysia.

Namun, pada akhir Desember 2022 dan Minggu, 8 Januari 2023 lalu, Indonesia menyelamatkan para pengungsi Rohingya yang terdampar di perairan yang berada di kawasan Kabupaten Aceh Besar.

Baca Juga: Vietnam Borong Dua Gol di Leg Kedua, Timnas Indonesia Gagal Melaju ke Semifinal Piala AFF 2022

Para pengungsi Rohingya tersebut mendapatkan bantuan dengan menempatkan mereka ke penampungan sementara.

Dilansir dari ANTARA, para etnis Rohingya ini terdampar di kawasan Gampong Baro, Kecamatan Baitussalam, Kabupaten Aceh Besar, Minggu 8 Januari 2023. Jumlah para imigran Rohingya ini sebanyak 184 orang dengan rincian 69 orang laki-laki, 75 perempuan,  dan 40 anak-anak.

Mereka kemudian ditempatkan sementara di penampungan milik UPTD Dinas Sosial Aceh, di kawasan Desa Ladong, Kecamatan Masjid Raya, Aceh Besar.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x