Media Purwodadi - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo berkesempatan untuk datang ke Makassar.
Bersama sang istri, Siti Atikoh dan putranya, Muhammad Zinedine Alam Ganjar, orang nomor satu di Jawa Tengah itu juga punya waktu ziarah ke makam Pangeran Diponegoro.
Seperti yang kita tahu, Pangeran Diponegoro adalah salah satu Pahlawan Nasional yang dibuang Belanda ke Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, saat masa penjajahan dulu.
Hingga akhir hayatnya, Pangeran Diponegoro berada di Makassar dan kemudian meninggal dunia.
Pangeran Diponegoro dimakamkan di sebuah pemakaman di Jalan Diponegoro, Makassar. Di sanalah, Ganjar Pranowo melakukan ziarah, Jumat 6 Mei 2022.
Saat sampai di tempat pemakaman Pangeran Diponegoro, Ganjar mendapat sambutan dari Raden Hamzah Diponegoro.
Hamzah merupakan keturunan kelima Pangeran Diponegoro itu menyambut dengan sambutan yang hangat.
Di kompleks pemakaman tersebut, jasad Pangeran Diponegoro dan istrinya bersemayam.
Di situlah juga terdapat pemakaman anak cucu Pangeran Diponegoro.
"Disini juga ada makam putra-putri beliau, anak cucu keturunan beliau dan para pengikutnya dulu," jelas Hamzah saat memandu Ganjar Pranowo, berkeliling area makam.
Ganjar Pranowo juga dikenalkan beberapa peninggalan Pangeran Diponegoro, seperti satu set meja dan kursi yang dulu digunakan dan peninggalan lain.
Ganjar Pranowo berkesempatan untuk menjalankan sholat dan berdoa di depan pusara Pangeran Diponegoro.
Bersama Zinedine Alam, Ganjar langsung menaburkan bunga dan menyiram air menggunakan teko kecil
"Senenarnya saya beberapa kali ke Makassar, tetapi belum sempat ziarah. Hari ini saya senang, baru mendarat sama anak istri, pas lewat di Jalan Diponegoro, persis di depan makam beliau. Jadi alhamdulillah bisa mampir," kata Ganjar Pranowo.
Ganjar Pranowo menilai, Pangeran Diponegoro
adalah sosok panutan.
"Banyak nilai-nilai yang harus menjadi pegangan generasi bangsa, khususnya nilai-nilai perjuangan," ungkap Ganjar.
"Semangat perjuangan beliau melawan Belanda luar biasa. Dan tentu saja ini yang membuat kita sebagai generasi muda tidak boleh gampang menyerah, dalam penjajahan dalam bentuk apapun," jelas Ganjar.***