Harap Waspada, Virus Varian Delta Tidak Hanya Ditemukan di Kudus

- 12 Juli 2021, 23:49 WIB
Ganjar Pranowo saat rapat koordinasi penanganan Covid-19 se Jawa Tengah.
Ganjar Pranowo saat rapat koordinasi penanganan Covid-19 se Jawa Tengah. /Humas Pemprov Jateng/

Media Purwodadi - Ganjar Pranowo mengingatkan kepada masyarakat agar memperhatikan jika virus Covid-29 varian delta tidak hanya ditemukan di Kudus saja.

Hal itu disampaikan Ganjar Pranowo bahwa seluruh sampel yang dikumpulkan dari beberapa daerah untuk uji genome sequencing hasilnya ditemukan virus Covid-19 varian delta yang tersebar di beberapa daerah di Jawa Tengah.

Ganjar menjelaskan dari hasil tersebut, hal ini menjadi peringatan bagi semua warga di Jawa Tengah.

"Hampir seluruh sampel kemiarin yang kita kumpulkan dari beberapa Kabupaten/Kota, ternyata hampir semuanya varian delta. Kalau sudah begini, ini alert buat kita untuk semakin waspada," kata Ganjar, Senin 12 Juli 2021.

Ada 106 sampel dari beberapa Kabupaten/Kota yang melalui uji tes genome sequencing. Sebanyak 95 sampel ditemukan positif varian delta.

Baca Juga: Dinilai Langgar Aturan PPKM, Resepsi Pasangan Pengantin di Borobudur Terpaksa Dihentikan Satgas Covid-19

"Artinya ada 89,6 persen yang varian delta. Bahayanya lagi, varian ini juga menyerang anak-anak di bawah usia 17 tahun," jelasnya.

"Sbanyak 23 sampel varian delta adalah sampel anak-anak, sementara sisanya dewasa," jelasnya.

Wilayah daerah yang diuji sampelnya dengan hasil virus varian delta diantaranya Kudus, Salatiga, Jepara, Grobogan, Magelang, Kota Magelang, Karanganyar dan Solo.

Terinci dari 72 sampel asal Kudus, 62 diantaranya positif varian delta.

"Salatiga ada enam yang dites, hasilnya lima varian delta. Jepara ada tiga, semuanya varian delta. Grobogan dua sampel, semuanya varian delta. Magelang dua sampel, dua-duanya varian delta," jelasnya.

"Kota Magelang dan Karanganyar masing-masing tiga sampel, semuanya varian delta. Dan terakhir Solo dengan 16 sampel, semuanya varian delta," tambah Ganjar.

Baca Juga: Covid-19 Menyabar di Kota Surakarta, 72 Persen Karena Ini

Prosentase varian delta di Jateng cukup tinggi, sehingga diduga itu menjadi penyebab tingginya angka penularan kasus di Jateng.

"Maka pergerakan masyarakat harus dikurangi. Masyarakat harus lebih tahu soal ini. Memang tidak enak, tidak nyaman," kata dia.

"Tapi kita harus melakukan itu, sebab kalau tidak, ini akan membahayakan semuanya," tegasnya.

Kurangi Mobilitas

Di tengah penerapan PPKM Mikro Darurat ini, Ganjar meminta seluruh masyarakat mengurangi mobilitas.

Ganjar melihat sampai saat ini, mobilitas masyarakat Jateng masih cukup tinggi. Ganjar menegaskan pihak kepolisian mengatakan akan menambah lokasi penyekatan.

"Saya minta antar Bupati/Wali Kota melakukan kebijakan seragam. Industri juga saya minta patuh betul pada aturan yang berlaku, yang critical esensial harus mengikuti ketentuan, tidak boleh ada kerumunan," ungkap Ganjar.

Baca Juga: Satgas Evakuasi Pisahkan 102 Warga Positif Dengan Yang Sehat di Kota Surakarta. Langkah Baru Tangani Covid-19

Seluruh jajaran dari level atas sampai ke tingkat desa dan kecamatan diminta harus melakukan komunikasi dan edukasi pada masyarakat agar mereka sadar.

Bahkan diharapkan semua harus bergandengan tangan untuk melawan pandemi ini.

"Masyarakat bisa diedukasi untuk tidak keluar dari wilayah itu, sehingga tidak banyak yang turun ke jalan. Kalau sudah turun ke jalan, pergi ke kota, ini 'kan terjadi mobilitas tinggi. Dan dari data google, mobilitas warga di Jateng masih tinggi," tambah Ganjar Pranowo

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo menambahkan, belum ada varian berbahaya lain selain varian delta di Jateng.

Meski demikian, varian delta juga menjadi ancaman karena penularan dan fatalitasnya sangat tinggi.

"Selain varian delta belum ada, tapi itu saja sudah sangat berbahaya. Dari laporan genome sequencing, hampir semuanya varian delta. Dari Kudus, Jepara, Salatiga, Magelang, Kota Magelang, Karanganyar dan Solo," jelasnya.

Varian ini sangat cepat penularannya bahkan juga menyerang anak-anak. Dari data yang ada, sampel dari anak-anak semuanya menunjukkan varian delta.

"Ada bayi yang usianya baru 6 bulan, positif varian delta. Ada yang balita, ada yang remaja. Di bawah 17 tahun cukup banyak, dari sampel yang kami ambil, semuanya delta," tutup Yulianto.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta kepada masyarakat agar waspada, sebab dari uji sampel genome sequencing ditemukan virus corona varian delta.

Virus dengan varian delta ini tersebar di beberapa wilayah di Jawa Tengah seperti Grobogan, Kudus, Kota Magelang, Karanganyar dan Solo.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya

Sumber: Humas Pemprov Jateng


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah