Keenam, anak selalu dituruti keinginannya dan tidak diajari untuk menunda keinginan atau mencoret keinginan yang tidak penting.
Jika anak mulai merajuk atau ngambek ketika keinginannya belum terpenuhi, justru orangtua panik dan buru-buru ingin memenuhi jika anak tidak belajar untuk memahami keadaan, tidak pula berempati kepada orangtua.
“Masih ada lagi sebab-sebab lainnya, tetapi yang namanya media sosial memang terbatas ruangnya untuk berbincang. Sangat terbatas. Mudah-mudahan yang singkat ini bermanfaat dan barakah,” tutup ustadz Fauzil.***