Media Purwodadi- Gus Baha atau KH Bahauddin Nursalim dalam suatu pengajian kitab tafsir bersama para santri menjelaskan tentang hukum mempercayai jimat yang dianggap musyrik oleh golongan tertentu.
Penjelasan Gus Baha tentang hukum percaya Jimat, lalu apakah musyrik atau tidak?
Gus Baha ulama ahli tafsir dan Al-Qur’an asal Kabupaten Rembang dalam suatu pengajian kitab tafsir bersama para santri menjelaskan tentang hukum mempercayai jimat yang dianggap musyrik oleh golongan tertentu.
Orang Yahudi menganggap Sulaiman bukan nabi, tapi King of Solomon (Raja Solomon) karena orang punya kekuasaan dan istri yang banyak. Berarti bukan nabi, namun hanya raja.
Makanya, ketika Nabi Muhammad menyebut سليمان من الأنبياء (Sulaiman termasuk bagian dari para nabi), orang-orang Yahudi pada senang, “Lihat Muhammad, orang kok bodohnya seperti itu, Sulaiman kok dianggap nabi, padahal dia itu hanya seorang raja.”
Lalu ayat Al-Qur’an turun:
وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَانَ ۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ
(Qur’an Surat Al-Baqarah: 102)
Karena orang Yahudi juga ada bodohnya.
Nabi Sulaiman itu nabi yang bisa menaklukkan jin dan angin. Setan pintar, ketika Nabi Sulaiman hendak meninggal, setan mengarang buku lalu disisipkan di bawah singgasana Sulaiman, supaya terlihat pantas.