Menurut saya, jimat itu jangan dihukumi syirik, tapi “menganggur” begitu saja.
Kamu menghukumi syirik, tapi kan membaca syahadat. Orang kafir saja yang membaca لا إله إلا الله jadi mukmin, kok sekarang yang sudah jadi mukmin malah kamu anggap kafir. Itu bertemu akal berapa?
Masak kalimat yang menjadikan mukmin lalu kalimat yang sama menjadikan kafir. Wong jimatnya orang Islam itu tulisan لا إله إلا الله. Dilipat-lipat terus dikasih kain mori terus dikalungkan begitu saja kok.
"Kok terus musyrik, musyriknya dari mana?" tanya Gus Baha
"Tapi, itulah seninya dunia. Tidak usah kamu pikir dalam-dalam. Tidak usah bertanya," lanjutnya.
"Kadang ada kiai kacau bertanya, menurut Anda bagaimana, Gus?” tambahnya.
Namun, Gus Baha menjelaskan untuk tidak usah ditanggapi sebab itu adalah tontonan dunia.
Hukum tidak harus ada hukumnya. Kata Allah:
لَا تَسْـَٔلُوا۟ عَنْ أَشْيَآءَ إِن تُبْدَ لَكُمْ تَسُؤْكُمْ
“Janganlah kamu menanyakan hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu.”
(Qur’an Surat Al-Ma’idah, Ayat 101)