Kurang dari 24 Jam, Dua Sekolah Milik PBB di Jalur Gaza Diserang, Puluhan Pengungsi Dikabarkan Tewas

- 20 November 2023, 11:00 WIB
Sekolah-sekolah UNRWA melindungi lebih dari 800 ribu pengungsi di Gaza selama krisis Israel-Palestina.
Sekolah-sekolah UNRWA melindungi lebih dari 800 ribu pengungsi di Gaza selama krisis Israel-Palestina. /WFP/Ali Jadallah/United Nations./

Media Purwodadi – Sebanyak dua sekolah yang dibangun PBB yakni sekolah UNRWA terkena serangan dalam perang antara Israel dan Palestina dalam waktu kurang dari 24 jam.

 

 

Dua sekolah UNRWA ini menampung keluarga-keluarga pengungsi ini terkena serangan dan menyebabkan banyak kematian dan cedera. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.

Peristiwa penyerangan terhadap dua sekolah UNRWA ini merupakan insiden mematikan selain di Gaza dan Tepi Barat dengan latar belakang melonjaknya kebutuhan kemanusiaan.

Baca Juga: Jumlah Korban Jiwa Perang di Jalur Gaza Semakin Banyak, Sekjen PBB Antonio Guterres: Harus Segera Dihentikan

Volker Turk yang merupakan Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia atau OHCHR, mengatakan, setidaknya ada tiga sekolah lain yang menampung pengungsi Palestina tersebut juga turut diserang.

“Ini harus dihentikan. Kemanusiaan harus didahulukan. Gencatan senjata, atas dasar kemanusiaan dan hak asasi manusia, sangat dibutuhkan. Sekarang!” seru Volker Turk, yang dikutip dari laman resmi milik United Nations.

Serangan Kejam

Sementara itu, Ketua UNRWA, Philippe Lazzarini mengatakan, serangan yang terjadi di dua sekolah tersebut sangat kejam.

“Saya menyaksikan laporan-laporan horor dari serangan terhadap sekolah Al-Fakhoura UNRWA yang berubah menjadi tempat penampungan di Gaza Utara,” jelas Philippe Lazzarini, Minggu, 19 November 2023.

Ada 24 orang dilaporkan tewas dalam serangan tersebut. Sementara 7.000 orang berada di sekolah tersebut saat terjadi serangan.

Philippe Lazarini juga menjelaskan, pada hari Jumat, pasca penyerangan sekolah UNRWA Al Falah/Zeitoun di Kota Gaza, ambulans tidak dapat menjangkau sekolah yang berisi 4.000 pengungsi di sana.

Terkena Dampak

Sejak perang yang terjadi pada 7 Oktober 2023 itu, ada 176 orang yang berlindung di sekolah badan tersebut yang dilaporkan tewas. Sementara, 800 orang lainnya terluka akibat pengeboman Israel.

“Sejumlah besar fasilitas UNRWA yang terkena dampak dan jumlah warga sipil yang tewas tidak bisa hanya sekedar ‘kerusakan tambahan’,” kata Philippe Lazzarini.

Baca Juga: Alhamdulilah, Tim INKANAS Polres Grobogan Raih Juara Umum di Kejurda Kapolda Jateng Cup 2023

Dirinya juga menambahkan, badan PBB tersebut secara rutin membagikan koordinat bangunan tersebut kepada pihak-pihak yang terlibat konflik.

“Perang kejam ini mencapai titik yang tidak bisa kembali lagi ketika semua peraturan tidak dipatuhi, dan secara terang-terangan mengabaikan nyawa warga sipil,” ungkap Phillippe Lazzarini.

 

 

“Sekali lagi agar umat manusia menang dan gencatan senjata kemanusiaan dilakukan saat ini,” tegasnya.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya

Sumber: United Nations


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah