Ungkapan Menyentuh Hati Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russel Tentang Kondisi Anak-Anak di Jalur Gaza

17 November 2023, 09:39 WIB
Direktur UNICEF, Chatarine Russell saat melihat kondisi bayi yang lahir di tengah peperangan, di dalam inkubator yang ada di RS Al Nasser. /Instagram UNICEF./

Media Purwodadi – Direktur Eksekutif Uniten Nations Children’s Fund (UNICEF), Catherine Russel berkunjung ke jalur Gaza untuk bertemu dengan anak-anak, pada Rabu, 15 November 2023 lalu.

 

 

Dalam kunjungannya itu, Catherine Russel melihat dan mendengar hal yang sungguh menyedihkan. Saat melihat anak-anak bersama keluarga mereka, Catherine Russel mendengar mereka telah berulang kali mengalami pemboman, kehilangan dan pengungsian.

Dalam tulisannya yang diunggah di laman resmi UNICEF, Catherine Russel mengatakan, di jalur Gaza ini, tidak ada tempat yang aman bagi satu juta anak Gaza yang berlindung.

Baca Juga: Piala Dunia U17 Jadi Momen Berharga Bagi Timnas Indonesia, Ini Harapan Ketua Umum PSSI Erick Thohir

Menurut dia, pihak-pihak yang berkonflik melakukan pelanggaran berat terhadap anak-anak. Termasuk pembunuhan, pencacatan, penculikan, penyerangan terhadap sekolah dan rumah sakit, serta penolakan akses kemanusiaan. Catherine Russel mengatakan UNICEF turut mengutuk hal ini.

“Di Gaza, lebih dari 4.600 anak dilaporkan tewas, dan hampir 9.000 dilaporkan terluka. Banyak anak-anak hilang dan diyakini terkubur di bawah reruntuhan bangunan dan rumah, akibat tragis dari penggunaan senjata peledak di daerah padat penduduk,” ungkap Catherine Russel.

“Sementara itu, bayi baru lahir yang memerlukan perawatan khusus telah meninggal di salah satu rumah sakit di Gaza karena pasokan listrik dan medis habis, dan kekerasan terus berlanjut dengan dampak yang tidak pandang bulu,” tambahnya.

Mencari Perlindungan di RS

Catherine Russel juga menjelaskan, dirinya bertemu dengan pasien dan keluarga pengungsi yang mencari perlindungan dan keamanan di Rumah Sakit Al Naser yang berada di Khan Yunis.

Dirinya melihat seorang gadis 16 tahun memberi tahunya dari brankar di RS, bahwa lingkungan tempat tinggalnya turut dibom. Gadis ini selamat, namun dokter mengatakan dia tidak pernah bisa berjalan lagi.

Sementara di Bangsal Neonatal, Catherine Russel melihat bayi-bayi kecil bertahan hidup dalam inkubator karena para dokter merasa khawatir bagaimana mereka dapat menjaga mesin tetap berjalan, tanpa bahan bakar.

“Selama berada di Gaza, saya juga bertemu dengan staf UNICEF yang terus memberikan bantuan kepada anak-anak di tengah bahaya dan kehancuran. Mereka menceritakan kepada saya kisah-kisah mereka yang memilukan tentang dampak perang terhadap anak-anak mereka,” ujar Catherine.

“Tentang anggota keluarga mereka yang terbunuh, dan tentang bagaimana mereka terpaksa mengungsi berkali-kali,” tambahnya.

Tinggal di Penampungan

Catherine mengungkapkan, banyak orang di jalur Gaza, terutama para staf UNICEF dan keluarga mereka, kini tinggal di penampungan yang penuh sesak dengan keterbatasan air, makanan atau sanitasi yang layak. Kondisi ini tentunya dapat menyebabkan wabah penyakit.

“Risiko yang dihadapi para aktivis kemanusiaan di Gaza tidak bisa dilebih-lebihkan. Lebih dari 100 staf UNRWA telah terbunuh sejak Oktober,” ungkap Catherine Russel.

Pihaknya mengatakan, UNICEF dan mitranya akan selalu melakukan segala hal yang bisa, termasuk mendatangkan pasokan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan.

Hanya saja, bahan bakar solar praktis sudah habis, sehingga beberapa fasilitas kesehatan tidak berfungsi.

“Tanpa bahan bakar, pabrik desalinasi tidak dapat menghasilkan air minum dan pasokan kemanusiaan tidak dapat didistribusikan,” ujar Catherine.

Musim Dingin Semakin Mendesak

Catherine memaparkan, pembukaan penyeberangan perbatasan Gaza untuk mengirimkan pasokan kemanusiaan tidak cukup memenuhi kebutuhan. Bahkan, semakin dekatnya dengan musim dingin, kebutuhan akan bahan bakar bisa menjadi semakin mendesak.

“Saat saya meninggalkan Gaza hari ini, hujan turun deras, menambah penderitaan. Saya di sini untuk melakukan apa pun yang saya bisa untuk mengadvokasi perlindungan anak-anak,” ungkap Catherine Russel.

Baca Juga: Kios Pandawa Kita Diresmikan di Kota Semarang, Wujud Kolaborasi GNPIP Lewat Penyediaan Bahan Pangan

“Saya sekali lagi menyerukan kepada semua pihak untuk memastikan bahwa anak-anak dilindungi dan dibantu, sesuai dengan hukum humaniter internasional. Hanya pihak-pihak yang berkonflik yang dapat benar-benar menghentikan kengerian ini,” imbuhnya.

Catherine Russel juga menyerukan kepada semua pihak agar segera menerapkan gencatan senjata kemanusiaan, membebaskan semua anak yang diculik dan ditahan dengan aman dan memastikan bahwa para pelaku kemanusiaan memiliki akses yang aman.

 

 

“Saya juga menyerukan kepada semua pihak untuk segera menerapkan gencatan senjata kemanusiaan, membebaskan semua anak-anak yang diculik dan ditahan dengan aman, dan memastikan bahwa para pelaku kemanusiaan memiliki akses yang aman, berkelanjutan, dan tanpa hambatan untuk menjangkau mereka yang membutuhkan dengan berbagai layanan dan pasokan penyelamat nyawa,” tegasnya.

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya

Sumber: UNICEF

Tags

Terkini

Terpopuler