Cara Agar Anak Tumbuh Tinggi Meskipun Orang Tuanya Pendek, Berikut Penjelasan Dokter Spesialis Orthopedi

4 Januari 2024, 14:13 WIB
Banyak cara agar anak tumbuh tinggi meski orang tuanya pendek. /Ilustrasi/freepik.com

Media Purwodadi - Anak tumbuh tinggi sesuai dengan usianya memang dambaan setiap orang tua. Karena anak yang memiliki tinggi tubuh yang ideal menjadi salah satu ciri tubuh yang sehat.

Lantas apakah benar jika orang tuanya pendek, maka anaknya akan memiliki tinggi tubuh yang pendek juga? Jawabannya adalah belum tentu.

Terdapat sejumlah cara agar anak tumbuh tinggi meski genetika pendek yang masih dapat diupayakan sejak dini.

Menjadi kekhawatiran sebagian orang tua di Indonesia yang memiliki gen yang cenderung memiliki postur tubuh pendek dan anaknya kelak akan memiliki tubuh yang pendek.

Namun, jangan pasrah atau bahkan putus asa terlebih dahulu. Karena ternyata ada berbagai cara agar anak tumbuh tinggi meskipun orang tuanya pendek.

Baca Juga: Vaksinasi COVID-19 Tetap Gratis, Warga Grobogan yang Akan Vaksin Bisa Segera ke Puskesmas Terdekat

Para ahli menyebut, memang faktor genetik atau keturunan masih menjadi yang paling dominan yang akan menentukan tinggi badan seorang anak (80%), tapi faktor lain juga sangat menentukan, terutama nutrisi. 

Menurut dr. Asa Ibrahim Zainal Asikin Sp.OT melalui reels Instagram @dr.asaibrahim, orang tua yang pendek, maka anaknya akan memiliki tinggi tubuh yang pendek juga hal itu belum tentu terjadi.

Ia menjelaskan, orang tua yang nampak pendek bisa jadi bukan karena dia genetiknya pendek, sangat mungkin mereka memiliki potensi genetik untuk bisa tinggi.

dr. Asa menegaskan, orang tua pendek, anaknya bisa tinggi bahkan jauh lebih tinggi bisa diwujudkan asalkan memenuhi 4 syarat.

“Jadi yang namanya tinggi badan itu memang sangat dipengaruhi oleh faktor genetik. Tapi selain faktor genetik untuk mencapai potensi optimal genetik, itu juga harus ada yang namanya stimulasi dalam bentuk yang namanya nutrisi, gizi, protein, karbohidrat, lemak, dan sebagainya,” paparnya.

Lebih lanjut dr. Asa menerangkan, kemudian suplemen, kalsium dan Vitamin D, kecukupan aktivitas fisik dan olahraga. Dan yang harus ditekankan dan diperhatikan, terutama tentang masalah asupan gizi.

“Kalau orang tuanya pendek, bisa jadi sebenarnya potensi genetik si orang tua ini tinggi. Tapi karena stimulasinya kurang, aktivitas olahraganya kurang, Vitamin D nya kurang, kalsiumnya kurang, apalagi gizinya juga kurang saat kecil, sehingga orang tua ini dia tidak mencapai potensi optimalnya sebagai orang tua jadi nampak pendek,” terangnya. 

“Tapi karena faktor lingkungan saat mereka kecil. Misalnya, gizi tidak optimal, defisiensi Vitamin D, aktivitas fisik dan sebagainya akhirnya mereka dewasanya pendek, padahal sebenarnya memiliki bakat genetik untuk tinggi yang diwariskan ke anaknya,” lanjut dr. Asa.

Baca Juga: Ingin Berat Badan Ideal dan Tubuh Tetap Sehat? Berikut 7 Tips Diet Sehat dan Mudah untuk Anda

Anaknya sebenarnya diwarisi gen yang bisa tinggi, sehingga jika anaknya kelak diberikan stimulasi yang tepat, bisa jadi anak tumbuh dapat lebih tinggi dari orang tuanya. Hal tersebut pun telah dibuktikan oleh banyak kasus, misalnya di Korea Selatan.

Di Korea Selatan, sekitar dalam kurun waktu 50 sampai 100 tahun terakhir, rata-rata tinggi badan penduduknya meningkat sekitar 20 cm. Kenapa? Karena perbaikan gizi.

Ia menambahkan, sehingga jika sang anak lebih dioptimalkan pada faktor gizi, nutrisi, dan sebagainya, tentu bisa mendorong dan memicu pertumbuhan tinggi anak bisa lebih jauh lebih tinggi dari orang tuanya.

“Sama satu lagi ya, cukup tidur juga penting banget. Terutama tidur di waktu kurang dari jam 9 malam,” pungkasnya.***

Editor: Titis Ayu

Tags

Terkini

Terpopuler