Musim Hujan Datang, Berikut 5 Cara Pencegahan Penyakit DBD

5 Desember 2021, 16:50 WIB
Ilustrasi gigitan nyamuk aedes aegypti berbahaya dan berdampak pada penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). /PIXABAY.

Media Purwodadi - Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia saat memasuki musim hujan adalah penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Penyakit DBD ini biasanya ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis.

Indonesia menempati posisi kedua terbanyak dari 30 negara endemis demam dengue.

Selain itu juga menempati urutan pertama dengan insiden tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara.

Baca Juga: Grobogan Hujan Deras Sejak Siang, Area Persawahan Tergenang Banjir

Sedangkan, Provinsi yang memiliki prevalensi demam berdarah dengue tertinggi adalah Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Penyakit DBD  biasanya muncul pada pertengahan musim hujan di akhir tahun.

Masyarakat jangan sampai meremehkan penyakit DBD karena bisa menyerang dari usia dewasa maupun anak-anak.

Bahkan, pada kasus terburuk, DBD bisa menyebabkan kematian pada manusia.

Dari beragam sumber yang diperoleh, penyakit yang disebarkan oleh nyamuk Aedes Aegypti terbagi ke dalam empat tipe, yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3 dan DEN 4.

Gejala DBD yang tergolong ringan sering disalahartikan sebagai flu biasa.

Namun, gejala DBD bisa diketahui oleh orang yang terinfeksi virus dengue sekitar 4-7 hari, antara lain :

1. Mual

2. Demam tinggi mencapai suhu 40 derajat Celcius atau bisa juga lebih

3. Nyeri otot, sendi atau tulang

4. Sakit kepala

5. Muntah

6. Nyeri di bagian belakang mata

7. Muncul ruam merah di kulit

8. Kelelahan

Baca Juga: Kolaborasi Suami Istri Penting, Berikut Penjelasan 2 Karakter untuk Pola Asuh Anak

Umumnya gejala DBD bisa berlangsung selama 10 hari lalu sembuh dengan sendirinya.

Kondisi akan semakin berbahaya apabila terjadi penurunan trombosit secara drastis.

Kondisi ini bisa berpotensi menimbulkan komplikasi pendarahan dan syok (dengue shock syndrome).

Masyarakat mungkin sudah familiar dengan slogan pencegahan demam berdarah (DBD) yang terkenal dengan sebutan 3M, yaitu ; menguras, menutup dan mengubur.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan sebagai upaya perlindungan dari virus dan nyamuk penyebab DBD, antara lain ;

1. Membersihkan tempat penampungan air

Tindakan menguras dan membersihkan bak mandi bertujuan memutus siklus hidup nyamuk yang berumur 2-3 bulan dari telur hingga dewasa dan mati.

2. Menutup tempat penampungan air

Bak mandi memang biasanya tidak ditutup, namun tempat penampungan air yang berukuran lebih kecil, seperti ember atau baskom bisa ditutup rapat. Lakukan pengurasan dua kali dalam satu minggu, kemudian taburi air dengan bubuk larvasida.

3. Menggunakan obat anti nyamuk

Risiko DBD selalu meningkat saat musim hujan, selain menjaga kebersihan perlu juga menggunakan obat anti-nyamuk di rumah. Saat ini terdapat banyak pilihan obat anti-nyamuk, anatara alain ; obat nyamuk bakar, obat nyamuk elektrik, obat nyamuk semprot atau bisa juga mengoleskan losion anti-nyamuk.

4. Memasang kelambu atau kasa

Pemasangan kelambu di tempat tidur serta menutup lubang pada pintu dan jendela dengan kasa bisa mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah.

5. Meletakkan tanaman pengusir nyamuk di rumah

Ada beberapa jenis tanaman yang efektif mengusir nyamuk agar tidak masuk ke dalam rumah, antara lain ; serai wangi, lemon balm, lavender, catnip dan geranium.

Langkah pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan.

Segera periksa ke dokter atau rumah sakit jika merasakan gejala penyakit DBD untuk mendapatkan penanganan yang tepat.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya

Tags

Terkini

Terpopuler