Inilah Cara Nur Aisyah Pertahankan Produksi Getuk Enton Agar Tetap Eksis di Tengah Pandemi Covid-19

- 9 Agustus 2021, 08:30 WIB
Nur Aisyah (kiri) dibantu suaminya saat mempersiapkan ketela sebagai bahan getuk enton.
Nur Aisyah (kiri) dibantu suaminya saat mempersiapkan ketela sebagai bahan getuk enton. /Hana Ratri Septyaning Widya/

Media Purwodadi – Sebuah makanan tradisional bertahan di masa pandemi Covid-19. Makanan tersebut adalah getuk. Getuk merupakan makanan tradisional khas Jawa yang terbuat dari ketela.

Di tengah pandemi Covid-19, jajanan getuk masih tetap eksis di Jawa, termasuk di Kabupaten Grobogan.

Hanya saja, produksi getuk yang dihasilkan perajin tidak seperti masa normal sebelum pandemi Covid-19 datang.

Produksi getuk dikurangi porsinya sebab tidak banyak warga yang bisa membeli karena dampak dari pandemi Covid-19.

Baca Juga: Walikota Semarang Hendrar Prihadi 108 Anak Jadi Yatim Piatu Covid-19. Banyumanik 28 Anak, Genuk 21 Anak

Dari beberapa perajin getuk di Kabupaten Grobogan, salah satunya Nur Aisyah. Nur bertahan di tengah gempuran pandemi Covid-19 dengan tetap memproduksi getuk buatannya.

Warga Desa Kronggen, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan ini sudah 20 tahun memproduksi getuk.

Getuk enton adalah jenis getuk yang dihasilkan Nur Aisyah. Getuk enton buatannya ini
dijual ke pasar-pasar tradisional yang berada di Kecamatan Brati.

Dalam tradisi Jawa, getuk enton buatannya ini juga dipesan banyak masyarakat yang hendak mengadakan acara-acara tertentu. Seperti acara selamatan.

Halaman:

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah