Bacaan Sebelum Berbuka Puasa, Cerita Pendek Spesial Ramadhan : Si Jamal Hilang

- 10 April 2022, 17:30 WIB
Ilustrasi Jamal yang hilang.
Ilustrasi Jamal yang hilang. /Baby Madison / PIXABAY.

Media Purwodadi - Cuaca begitu terik pada siang hari. Mentari tak kunjung menampakkan kelelahannya untuk menyinari bumi.

Pak Somat mulai beranjak dari sawahnya dan segera membasuh segala perkakas yang Ia bawa sebagai alat tempurnya untuk menanam jagung.

Hari itu merupakan puasa ke 14 Bulan Ramadhan. Pak Somat segera bergegas pulang ke rumah untuk mengistirahatkan tulang-tulangnya yang sering bergemertak.

Baca Juga: Polda Jateng Siap Kawal Demo 11 April Mahasiswa dan Masyarakat di Jawa Tengah, Polri Himbau Hormati Ramadhan

Setibanya di rumah, Pak Somat langsung mencari anak dan istrinya namun takkunjung ditemukannya. Sudah diperiksanya pula kamar, dapur, bahkan jading tempat mereka mandi juga tidak ada.

“Ratihhhh..Jamallll, Ratihhhhhh…. Jamaaallll,” teriak Pak Somat memanggil mereka berdua.

“Kemana sih mereka, anak sama emak sama saja, suka menghilang kayak tuyul,” imbuhnya.

Mendapati anak dan istrinya tidak ada di rumah, Ia pun segera mandi dan tidur di kamar. Sewaktu berbaring di kamar, Pak Somat membayangkan jika Ia memiliki istri lagi.

“Wahhh enak ya kalau punya bini atu lagi, yang satu pergi nanti masih ada satu lagi,” gumam Pak Somat.

“Apa kamu bilang bang !!!! Urus anak bini satu aja gak becus mau kawin lagi! Tak potong baru tau rasa,” saut Bu Ratih yang nyelonong masuk tiba-tiba ke dalam kamar.

“Lha dalah, kalau lagi enak-enak halu gini kok ya dateng dedemitnya,” ujar Pak Somat.

“Dedemit gundulmu! Orang cantik gini kok dibilang dedemit! Gini-gini istrimu ini mantan biduan loh Pak, jangan sembarangan,” pungkas Bu Ratih sambil mengelus rambut panjangnya genit.

“Mantan biduan kok gembrot, hahaha…” ejek Pak Somat pada istrinya itu.

Bu Ratih tak menghiraukan cuitan suaminya itu, dulu dia begitu cantik dengan tubuh sexy nya. Namun, setelah punya suami dan anak, tubuhnya langsung mengembang bagaikan kudanil yang terdampar di tengah rawa-rawa.

Ia segera bergegas merapikan tumpukan mainan yang tersebar di seluruh ruangan rumahnya. Hampir seperti kandang babi, banyak mainan yang ada disana sini. Sampah-sampah juga berserakan.

Tak jarang ditemui setiap helai pakaian yang ada di atas kursi ruang tamu.

“Aku capek… Suami kerjaannya cuma tidur aja, benar ya kata orang! Salah pilih suami malah jadi babu saja,” keluh Bu Ratih Sembari membereskan rumah.

Baca Juga: Kode Redeem ML, Senin, 11 April 2022 : Ayo Update, Jangan Sampai Kamu Kehabisan Malam Nanti

Pada saat itu, Ia kemudian sadar bahwa sedari tadi belum melihat anak sematawayangnya, Jamal. Anak yang sangat aktif sekali dan tidak bisa diam walau hanya semenit.

“Dimana to si Jamaludin alias jambu alas, bocah itu bikin kepala pusing saja,” ucap Bu Ratih.

Bu Ratih berteriak memanggil=manggil Jamal, namun tidak ada jawaban sama sekali. Sudah dicari di samping, depan, dan belakang rumah juga tak kunjung ditemukan.

“Pakkkk …..gawattttt…gawattttt,” teriak Bu Ratih.

“Ada apa to Bu? Teriak-teriak kayak pengumuman dapet BLT aja,” saut Pak Somat.

“Anakmu ilang Pak!!!!” Bu Ratih sangat penik.

“Bocah itu hilang? Alhamdulillah, nanti bikin lagi,” ucap pak Somat sambil bercanda.

“Gundulmu iku bikin lagi, udah pak jangan bercanda. Kalau hilang beneran gimana?” Bu Ratih berkaca-kaca.

Pak Somat dan Bu Ratih segera mencari Jamal kemana-mana. Mulai dari menyusuri isi rumah, sekitar rumah, bahkan meenanyakan ke tetangga terdekat.

Namun si Jamaal tetap tidak ketemu. Mereka kembali dengan perasaan putus asa. Bu Ratih menangis di kursi sudut ruang tamu.

Baca Juga: Jelang Perayaan Idul Fitri, Polda Jateng Himbau Masyarakat Waspadai Peredaran Uang Palsu.Ini Yang Cara Amannya

Karena lelah mecari Jamal anak mereka, dan saat itu matahar begitu teriknya menyengat tubuh. Pak Somat tak tahan lagi menahan haus dan ingin membatalkan puasa.

Ia segera menghampiri kulkas dan membukanya. Betapa terkejutnya, ternyata si Jamal ada di dalam kulkas.

“OOOOooooooo Tuyul tenan !!!” ujar Pak Somat

Jaamal segera keluar dengan mulut belepotan semangka. Tangan mungilnya menggengggam sebuah roti di kanan dan semangka di kiri. Melihat itu, Bu Ratih langsung terdiam dan tertawa terbahak-bahak.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x