Tidak Miliki BPJS, Warga Pulokulon Grobogan Galang Dana untuk Pulangkan Jenazah Buruh Tekstil Ini

27 Mei 2023, 10:21 WIB
Rumah keluarga alm Muhammad Taufiq yang berada di Dusun Pulo, Desa Pulokulon, Kabupaten Grobogan. /Dok Pemdes Pulokulon.

Media Purwodadi - Seorang pemuda asal Grobogan dinyatakan meninggal dunia karena penyakit efusi pleura oleh tim dokter RS Gondo Suwarno Ungaran, Kabupaten Semarang pada Jumat, 27 Mei 2023.

Pemuda ini bernama Muhammad Taufiq yang berstatus buruh di perusahaan tekstil yang ada di Kabupaten Semarang.

Lantaran tidak punya BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan, jenazah pemuda berusia 20 tahun tersebut dikabarkan nyaris tidak bisa dibawa pulang.

Baca Juga: Manchester United vs Chelsea: Hajar The Blues, Setan Merah Pastikan Berlaga di Liga Champions Musim Depan

Pasalnya, keluarga termasuk dalam kondisi tidak mampu dan tidak sanggup untuk membayar biaya rumah sakit senilai Rp17 jutaan ini.

"Dia meninggal dunia dan keluarga harus membayar tanggungan rumah sakit sebesar Rp 17.747.000," ungkap Nabila Oktaviani, salah seorang teman kerja korban.

Mendengar hal tersebut, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Grobogan, Teguh Harjokusumo berkoordinasi langsung dengan pihak desa tempat tinggal Muhammad Taufiq.

"Kita sudah konfirmasi dengan pihak Desa Pulokulon dan mereka menyatakan jenazah yang bersangkutan sudah dibawa pulang dan sudah dimakamkan usai sholat Jumat kemarin," ujar Teguh, Sabtu 27 Mei 2023.

Teguh menyebutkan, pihak desa mengungkapkan jika warganya tersebut yang berdomisili di Dusun Pulo ini dan sanak keluarga menggalang dana untuk bisa membawa jenazah Muhammad Taufik pulang.

"Bisa pulang karena administrasinya dibayarkan dengan penggalangan dana dari warga dusun dan sanak keluarganya. Kita langsung berkoordinasi dengan Disnakertrans Jateng dan Kabupaten Semarang," ujar Teguh.

Dijelaskan Teguh, berdasarkan data dari Kepala Desa Pulokulon, keluarga Muhammad Taufiq ini tercatat dalam DTKS sebagai penerima PKH dengan nama Sarmi, sang ibu.

Ayahnya sudah lama meninggal dunia dan tinggal dalam rumah petak sederhana yang terbuat dari kayu yang sudah tidak layak.

Sang ibu sendiri mengandalkan kebutuhan sehari-hari dari penghasilan Taufiq yang bekerja di Ungaran ini.

"Kita sudah berkoordinasi dengan pengawas dari Disnakertrans Jawa Tengah terkait benar tidaknya yang bersangkutan tidak didaftarkan BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan," ujarnya.

Dari informasi yang diperoleh Media Purwodadi, pemuda ini mengalami gejala sering merasakan sesak nafas dan sering merasakan capek dan pegal di badan.

Hingga akhirnya pada tanggal 22 Mei 2023 merasakan sesak nafas yang luar biasa hingga membuat dia tak sadarkan diri dan dilarikan ke Rumah Sakit Gondo Suwarno dan di rujuk ke ruang ICU.

Baca Juga: Pernah Dapat Ejekan Jadi TKW, Anak Penjual Singkong Goreng di Grobogan Ini Buktikan Bisa Lolos Seleksi Polwan

Taufiq diagnosa di dalam paru-paru ada cairan yang membuatnya susah bernafas dan darahnya yang penuh dengan CO2 atau darah kotor.

"Sempat dilakukan operasi untuk mengeluarkan cairan yang ada di paru parunya dan harus melakukan cuci darah," kata Nabila.

Dirinya juga menjelaskan, pihak keluarga sudah mendapatkan santunan dari pihak pabrik tempat Taufiq bekerja yang jumlahnya tidak seberapa.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya

Tags

Terkini

Terpopuler