Presiden Jokowi Ajak Polri Kembalikan Kepercayaan Publik

- 15 Oktober 2022, 14:30 WIB
Presiden Jokowi saat memberikan arahan kepada pejabat utama Polri di Istana Negara, Jumat 14 Oktober 2022.
Presiden Jokowi saat memberikan arahan kepada pejabat utama Polri di Istana Negara, Jumat 14 Oktober 2022. /BPMI

Media Purwodadi- Gaya hidup pejabat Kepolisian Ripublik Indonesia dan keluarga jadi sorotan dalam pertemuan Presiden Joko Widodo dengan pejabat Polri, di Istana Negara, Jumat 14 Oktober 2022.

Gaya hidup sebagai pejabat negara diharapkan tidak berlebihan sehingga tidak memicu kecemburuan sosial. Dari pakaian, sepatu hingga kebiasaan.

Pesan disampaikan langsung kepada pejabat Kepolisian Ripublik Indonesia (Polri) diundang Presiden Joko Widodo ke istana Negara.

Baca Juga: Kode Redeem FF Sabtu, 15 Oktober 2022 : Lakukan Permainan Kamu, Jangan Lupa Klaim

Tanpa tongkat komando, topi dan ajudan, pejabat Polri disemua unsur bertemu Presiden Jokowi.

Didepan semua unsur pimpinan Polri, Presiden Jokowi menyampaikan pengarahan kepada jajaran Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), di Istana Negara, Jakarta, pada Jumat, 14 Oktober 2022. 

Presiden Joko Widodo memberi pengarahan kepada pejabat utama Mabes Polri, kepala kepolisian daerah (kapolda), hingga kepala kepolisian resor (kapolres) seluruh Tanah Air.

Baca Juga: Kedapatan Bawa Sabu, Pria Asal Tanggungharjo Grobogan Ini Langsung Diciduk Polisi di Kedungjati

Dalam arahannya, Presiden mendorong Polri bekerja keras untuk mengembalikan kepercayaan publik kepada institusi Polri.

“Di November itu (kepercayaan publik terhadap Polri) masih 80,2 (persen), sangat tinggi, bukan tinggi, sangat tinggi sekali. Sekarang, kemarin Agustus, berada di 54 (persen), jatuh, terlentang, rendah sekali," ungkap Presiden Jokowi dalam arahannya di Istana Negara, Jakarta.

"Itulah pekerjaan berat yang Saudara-saudara harus kerjakan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada Polri di tengah situasi yang juga tidak mendukung saat ini,” tambah Presiden Jokowi.

Baca Juga: Presiden Ingatkan Gaya Hidup Pejabat Polri. Jangan Sampai Ada Letupan Sosial Karena Kecemburuan

Menurut Presiden, sebelum ada peristiwa penembakan di Duren Tiga yang menyeret mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo, Indeks Kepercayaan Masyarakat menempatkan Polri di puncak teratas. 

Hal tersebut didorong kerja keras jajaran Polri dalam penanganan Covid-19 dengan mendukung penyuntikan 440 juta dosis vaksin kepada masyarakat sehingga pandemi mereda dan ekonomi bisa tumbuh 5,44 persen.

“Tetapi begitu ada peristiwa FS (Ferdy Sambo), runyam semuanya, dan jatuh ke angka yang paling rendah," imbuh Presiden.

"Dulu, dibandingkan institusi-institusi penegak hukum yang lain, tertinggi. Sekarang, Saudara-saudara harus tahu, menjadi terendah," tambah Presiden Jokowi mengingatkan.

Baca Juga: Jadwal Pertandingan Pekan 11 Liga Inggris Musim 2022/2023: Jangan Lewatkan Duel Liverpool vs Manchester City

"Ini yang harus dikembalikan lagi dengan kerja keras Saudara-saudara sekalian,” ungkapnya.

Kepala Negara melanjutkan, saat ini situasi di semua negara sedang sulit karena menghadapi gelombang dan badai ekonomi global. 

Bahkan, saat ini 66 negara telah berada pada posisi rentan dan 345 juta orang di 82 negara sudah menderita kekurangan pangan akut.

Untuk itu, Presiden mengingatkan kepada seluruh jajaran Polri untuk memiliki kepekaan terhadap situasi krisis (sense of crisis) yang sama. 

Presiden juga mengingatkan agar jajaran Polri bisa lebih memperhatikan gaya hidupnya agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial dan menjadi sorotan masyarakat.

“Saya ingatkan masalah gaya hidup, lifestyle. Jangan sampai dalam situasi yang sulit ada letupan-letupan sosial karena adanya kecemburuan sosial ekonomi," ungkap Presiden Jokowi.

"Hati-hati, sehingga saya ingatkan yang namanya Kapolres, Wakapolres, yang namanya Kapolda, yang namanya seluruh pejabat utama, perwira tinggi, mengerem total masalah gaya hidup," urai Presiden Joko Widodo.

"Jangan gagah-gagahan karena merasa punya mobil bagus atau motor gede yang bagus. Hati-hati. Hati-hati, saya ingatkan hati-hati,” jelas imbuh Presiden Joko Widodo.

Lebih jauh, Presiden mengingatkan bahwa teknologi pada masa sekarang telah menyebabkan perubahan interaksi sosial secara total. 

Menurutnya, saat ini adalah masa penuh keterbukaan karena semua orang bisa mengabarkan peristiwa yang terjadi pada media sosial, bukan hanya TV, media cetak, atau media daring.

“Saya terlalu banyak mendapatkan laporan, sehingga kembali lagi gaya hidup. Urusan kecil-kecil tetapi itu bisa mengganggu kepercayaan terhadap Polri," tambah Presiden Jokowi.

"Urusan tadi, urusan mobil, urusan motor gede, urusan yang remeh-temeh saja, sepatunya apa, bajunya apa, dilihat masyarakat sekarang ini. Itu yang kita harus mengerti dalam situasi dunia yang penuh dengan keterbukaan,” tandas Presiden Joko Widodo.***

Editor: Wahyu Prabowo

Sumber: Presiden.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x