Jangan Biarkan Masyarakat Fobia Pondok Pesantren karena Herry Wirawan

- 15 Desember 2021, 11:29 WIB
Di depan ulama Wakil Gubernur Jawa Tengah ajak jangan Fobia Pondok Pesantren karena kelakuan Herry Wirawan.Foto: Media Purwodadi/Humas Provinsi Jateng
Di depan ulama Wakil Gubernur Jawa Tengah ajak jangan Fobia Pondok Pesantren karena kelakuan Herry Wirawan.Foto: Media Purwodadi/Humas Provinsi Jateng /

 

 

Media Purwodadi - Mencuatnya berita pemerkosaan terhadap belasan santriwati yang dilakukan Herry Wirawan pemilik pondok pesantren di kawasan Cibiru Kota Bandung masih hangat dibicarakan.

Berbagai platform berita dan media sosial masih ramai mengabarkan tindakan Herry Wirawan atas belasan santriwati di bawah umur yang diperkosa.

Pemerkosaan dan pencabulan Herry Wirawan, pimpinan pondok sekaligus guru agama di sekolah dasar, telah mencoreng nama baik pondok pesantren.

Kejadian yang dialami santriwati atas tindakan Herry Wirawan, menurut Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin, mesti menjadi momentum untuk membuktikan dan menyuarakan ajaran pondok pesantren yang murni. 

Baca Juga: Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin, Jangan Ada Tsunami Covid. Tempat Wisata Diminta Ini

Pondok pesantren, menurut Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin, yang murni adalah yang mengedepankan akhlakul karimah dan syariat islam.

"Harusnya ini yang dimunculkan. Harusnya ini yang kita angkat. Sehingga orang-orang _ngowoh bahasane_ (melongo ibaratnya)," ungkap Wakil Gubernur Jawa Tengah yang juga dipanggil dengan nama Gus Yasin.

"Oo.. ternyata pondok pesantren yang ada kasus perkosaan 14 santrinya ternyata bukan pondok pesantren ya. Oo... ternyata itu (boarding school) saja ya," imbuh Wagub Jateng Taj Yasin.

"Jadi harus dibedakan antara pondok pesantren yang benar-benar mengajarkan syariat, mengajarkan akhlakul karimah dan mana yang hanya abal-abal," urai Wagub Jateng Taj Yasin.

Baca Juga: Jusuf Kalla Lantik Taj Yasin Jadi Dewan Kehormatan PMI Jateng. Ganjar Pranowo : Semua Top!

Wakil Gubernur Jateng menambahkan, apabila persoalan seperti ini tidak direspon, tandasnya, berpotensi membuat masyarakat tidak percaya dengan pendidikan di pondok pesantren.

Masyarakat menjadi fobia karena pondok pesantren tidak memberikan jaminan rasa aman dan nyaman untuk belajar agama.

"Kalau mereka (masyarakat) fobia dengan pondok pesantren, lalu bagaimana tanggungjawab kita sebagai masyarakat pesantren," ungkap Taj Yasin.

"Padahal kita ngertos (tahu) banyak pondok-pondok pesantren yang lebih bagus dari pondok-pondok pesantren yang saat ini dipromosikan masif," tandas Wakil Gubernur Jateng.

Wagub Jateng berpandangan, organisasi Islam perempuan seperti JP3M bisa membantu menyuarakan pendidikan pondok pesantren. 

Antara lain dengan mengunggah konten-konten positif di media sosial. Di samping itu, bisa juga bergabung dengan Badan Kerja Sama Organisasi Wanita (BKOW) Jateng. 

Menurut Taj Yasin, dengan bergabung ke BKOW, bisa melakukan kontribusi yang lebih besar. 

Dalam organisasi BKOW, JP3M bisa menyisipkan ajaran Islam, dan menyampaikan bahwa pondok pesantren tidak hanya memikirkan kepentingan pondok pesantren tetapi juga memberi perhatian pada lingkungan di sekitarnya.***

Editor: Wahyu Prabowo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah