Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Jangan Puasa di Bulan Rajab Seperti Ini, Karena Sandarannya Kurang Tepat

- 3 Februari 2022, 13:22 WIB
Ustadz Adi Hidayat: jangan puasa di bulan Rajab seperti ini, sandarannya kurang tepat.
Ustadz Adi Hidayat: jangan puasa di bulan Rajab seperti ini, sandarannya kurang tepat. /Tangkap Layar/YouTube Media Dakwah Hikmah TV/

Media Purwodadi – Bulan Rajab menjadi salah satu bulan yang istimewa dalam kalender Hijriyah.

Datangnya bulan Rajab juga merupakan tanda bahwa bulan Ramadan akan semakin dekat.

Dengan demikian, banyak orang berlomba-lomba dalam meningkatkan kadar ibadahnya maupun amalannya sejak hadirnya bulan Rajab.

Dan puasa sunah menjadi salah satu amalan yang sering dilakukan ketika bulan Rajab tiba. Namun, Ustadz Adi Hidayat berikan penjelasan jangan puasa seperti ini, karena sandarannya kurang tepat.

Media Purwodadi melansir penjelasan Ustadz Adi Hidayat terkait hal tersebut dari YouTube Media Dakwah Hikmah TV yang diunggah pada 13 Februari 2021.

Baca Juga: Tidak Jadi Bertanding, Pemain Persib Bandung Manfaatkan Waktu Untuk Latihan di Sekitar Hotel

Di awal video dakwah tersebut Ustadz Adi Hidayat menjelaskan hadits Muslim Nomor 1960 yang mengutip keterangan Saidah Aisyah r.a yang diperkuat Ibnu Abbas.

“Saya kadang lihat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam sering puasa seakan-akan gak buka. Tapi juga sering melihat beliau buka, seakan-akan tidak puasa”.

Ustadz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan, maksudnya adalah ketika seseorang ingin meningkatkan puasa di bulan-bulan Hurum maka diperbolehkan.

“Ketika anda ingin meningkatkan puasa di bulan-bulan Hurum seperti bulan Almuharram, Zulqaidah, Zulhijjah, Rajab itu silahkan, boleh-boleh saja. Walaupun tidak ada kekhususan mengkhususkan puasa satu bulan saja, tidak,” terang UAH.

“Kalau anda ingin puasa Rajab dengan mengikuti nabi isyaratnya ingin menghidupkan evaluasi diri. Terkhusus di bulan-bulan Hurum ada 4 tadi. Maka itu tidak apa-apa silahkan. Sunnah, boleh,” tegas UAH.

Ia melanjutkan, jadi tidak masalah di bulan Rajab mau puasa Senin, Kamis, atau puasa Yaumul Bidh, karena seperti hari-hari biasa.

Tetapi ketika puasa itu dikerjakan untuk berniat menghindari maksiat. Maka pahalanya akan berlipat dari hari-hari sebelumnya.

Baca Juga: Pasca Kebakaran Tempat Relokasi Pasar Johar, Walikota Semarang Pastikan Adanya Bantuan Untuk Para Pedagang

Karena keutamaan puasa bulan Rajab sama dengan keutamaan puasa di bulan-bulan Hurum lainnya.

Jika ada yang menyampaikan jika puasa sehari di bulan Rajab terbebas dari api neraka atau bisa minum dari sugai Rajab di Surga, itu adalah hadist palsu.

“Kalau pengen puasa silahkan, tapi gunakan sandaran yang sahih hadistnya,” terang Ustadz Adi Hidayat.

UAH menambahkan, jika malam ingin sholat malam di bulan Rajab, boleh silahkan tunaikan sholat. Tapi sekali lagi beliau menegaskan, jangan gunakan hadist palsu sebagai sandaran.

UAH mengimbau jangan sampai puasa di bulan Rajab ini karena menggunakan hadits palsu sebagai sandaran. Gunakanlah hadist sahih yang disebutkan di awal, maka diperbolehkan.***

Editor: Titis Ayu

Sumber: YouTube Media Dakwah Hikmah TV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah