Tidak Selalu Bulu Kucing Sebabkan Gangguan Kesuburan Wanita, Ini Penjelasannya

- 17 Februari 2022, 16:30 WIB
Tidak selalu kucing membawa virus toxoplasma yang menyebabkan gangguan kesuburan pada wanita.
Tidak selalu kucing membawa virus toxoplasma yang menyebabkan gangguan kesuburan pada wanita. /Dimhou / PIXABAY

Media Purwodadi – Kucing menjadi salah satu hewan peliharaan yang paling disukai oleh banyak orang.

Namun, dibalik tingkahnya yang menggemaskan, beredar mitos yang mengatakan bahwa bulu kucing dapat menyebabkan gangguan kesuburan.

Kucing juga disebut-sebut menjadi hewan pembawa parasit toksoplasma yang menurut banyak orang bisa menyebabkan kesuburan wanita terganggu.

Melalui penelusuran Media Purwodadi, pada konten YouTube Vania Utami, seorang dokter dan co-founder dari Mediscene dibahas terkait bulu kucing dengan kesuburan kandungan perempuan.

Vania Utami menjelaskan dibalik keresahan tersebut, pastinya berhubungan erat dengan siklus kehidupan toxoplasma gondii.

Hewan kucing yang bisa dihinggapi oleh toxoplasma gondii atau menjadi tempat hidupnya.

Baca Juga: Kode Redeem Genshin Impact Jumat, 18 Februari 2022 : Jangan Lupa Update Malam Ini, Pastikan Permainan Ini Seru

Bukan semua kucing yang terkena parasit ini, tapi hanya kucing tertentu saja yang terkena toxoplasma gondii.

Vania Utami menjelaskan, kucing yang sedang mengeluarkan kotoran yang mengandung toxoplasma gondii.

Jadi, kotoran kucing yang terdapat parasit tersebut tidak dapat menginfeksi hewan lain, karena butuh waktu sekitar 1-5 hari.

“Makanya, jika ingin pelihara kucing penting juga untuk cat litter box (bak pasir kucing) diganti atau dibersihkan setiap hari,” kata Vania Utami.

“Karena nanti misalnya ternyata, kucing terinfeksi toxoplasma gondii itu bisa langsung hilang sebelum mampu menginfeksi dari kotorannya,” tambah Vania Utami.

Vania Utami juga menjelaskan, jika setelah membersihkan bak pasir kucing tidak mencuci tangan. Saat kita hendak makan, tanpa kita sadari toxoplasma gondii ikut ketelan bersama makanan dan baru menginfeksi manusia.

Tapi jika diganti setiap hari, maka resikonya akan rendah terinfeksi toxoplasma gondii, karena pada hari pertama tidak bisa langsung menginfeksi manusia.

Baca Juga: Jadwal Sholat 5 Waktu, 10 Kabupaten / Kota di Jawa Tengah, Jumat 18 Februari 2022

Jika melihat konteks dari kucing liar yang membuang kotoran di sembarang tempat dan disekitarnya ada hewan kecil seperti burung atau tikus.

Tanpa sengaja akan ada toxoplasma gondii oleh hewan kecil tersebut, tercerna ke saluran pencernaan selanjutnya masuk ke dalam otot.

Di satu sisi jika ada kucing liar lain yang tidak terinfeksi parasit tersebut, kemudian memakan hewan kecil yang mengandung toxoplasma gondii. Hingga akhirnya, kucing liar tersebut terkena toxoplasma gondii.

Misalnya, ke siklus cabang lain seperti kambing, sapi yang tanpa disengaja toxoplasma gondii ikut termakan ke hewan-hewan yang dagingnya terbiasa dikonsumsi oleh manusia.

Ketika orang tersebut sedang makan daging yang tidak termasak dengan matang dan benar. Maka, nantinya akan beresiko terkena toxoplasma gondii yang telah masuk ke dalam tubuhnya.

Untuk menurunkan resiko tersebut, makan daging yang telah matang dengan benar. Jika terkena ke ibu hamil, maka nantinya akan beresiko terjadi gangguan.

Ibu hamil juga harus bisa menjaga kesehatan bagi ibu hamil, serta rutin kontrol secara berkala.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta, Kamis 17 Februari 2022 : Aldebaran Buka Sayembara Untuk Mencari Reyna yang Hilang

Berikut cara untuk mencegah terinfeksi dari toxoplasma gondii sebagai pecinta hewan terutama cat owner :

1. Ketika memberikan makanan ke hewan, kita harus memilih makanan yang higienis dan aman yang telah dibuat khusus untuk hewan peliharaan. Seperti makanan kemasan yang aman untuk dikonsumsi.

2. Hindari kucing konsumsi hewan kecil yang liar misalnya tikus, tanpa disengaja termakan oleh kucing.

3. Bersihkan cat litter box setiap hari, lebih aman gunakan sarung tangan atau jika setelah membersihkan bak pasir kucing segera cuci tangan pakai sabun dan air mengalir. Supaya tidak ada toxoplasma gondii, yang tanpa disengaja tersangkut pada sela-sela jari kuku.

4. Hindari adopsi kucing liar secara sembarangan, tapi jika kita berniat untuk mengadopsinya. Lihat kondisi kesehatan kucing tersebut, atau bawa ke dokter hewan untuk diperiksa.

5. Harus jaga kesehatan dan kebersihan kucing peliharaan, karena penting dan juga dapat menurunkan resiko adanya toxoplasma gondii.

Cara pencegahan secara umum, dengan mengonsumsi daging yang matang, maka hindari daging yang tidak matang.

Dari pembahasan yang disampaikan Vania Utami tadi, bulu kucing  tidak dapat menyebabkan gangguan kesuburan.

Baca Juga: Dua Pembuat Video Gay Banjarnegara Diamankan Polisi, Satu Pelaku Masih di Bawah Umur

“Jadi jawabannya tidak, karena kalaupun itu bisa ada gangguan kesuburan itu bukan dari bulu kucingnya tapi dari kotorannya,” tambah Vania Utami.

“Kalau tidak bersih kucingnya dan kotoran menempel dibulunya. Tanpa disadari kucingnya terjangkit toxoplasma gondii,” ungkap Vania Utami.

Dari tayangan tersebut, juga disimpulkan bahwa impostor toxoplasma gondii hinggap pada bulu, tetapi melalui jalur kotoran kucing yang mempunyai infeksi tersebut.

Makanya, untuk selalu menerapkan pencegahan yang telah dijelaskan sebelumnya, supaya kucing peliharaan sehat kitapun juga sehat. ***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya

Sumber: YouTube Vania Utami


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah