Balita Bisa Alami Serangan Diare, Kenali Jenis Penyakit Ini dan Penanganannya

- 20 Januari 2022, 09:00 WIB
Ilustrasi bayi rewel karena terkena diare.
Ilustrasi bayi rewel karena terkena diare. /joffi / PIXABAY.

Media Purwodadi – Diare bisa menyerang siapa saja, baik masih Balita, anak-anak, usia muda maupun sudah dewasa.

Menurut WHO, diare merupakan kondisi di mana seseorang buang air besar secara konsisten lembek atau cair.

Bahkan kotoran bisa berupa air saja dengan frekuensi yang lebih sering dari biasanya, tiga kali atau lebih dalam satu hari.  Frekuensi diare pada anak usia balita dan orang dewasa juga sama.

Baca Juga: Jadwal Acara Televisi GTV Kamis, 20 Januari 2022: Ada Anak Jalanan A New Beginning, Concert: Kangen Dewa 19

Seseorang yang menderita diare kurang dari 14 hari disebut penderita mengalami diare akut.

Dari penelusuran Media Purwodadi melalui Sehat Negeriku, penderita diare yang lebih dari 14 hari bisa dipastikan mengalami diare kronis/ persisten.

Kondisi yang sama jika diare menyerang pada balita atau anak-anak. Penderita diare biasanya disertai dengan dehidrasi.

Berikut jenis dehidrasi diare yang perlu diketahui pada balita :

1. Diare Tanpa Dehidrasi, pada kondisi tersebut balita masih bisa tetap aktif. Balita memiliki keinginan minum seperti biasa, mata tidak cekung dan turgor kembali segera. Pada kondisi tersebut balita kehilangan cairan <5% dari berat badan.

2. Diare Dehidrasi Ringan atau Sedang, kondisi ini akan membauat Balita gelisah dan rewel. Mata bayi menjadi cekung, rasa haus meningkat, dan turgor kembali lambat. Balita akan kehilangan cairan 5-10% dari berat badan.

3. Diare Dehidrasi Berat, kondisi tersebut bisa dibilang dehidrasi berat karena balita akan lesu/ lunglai, mata cekung, malas minum, turgor kembali sangat lambat > 2 detik.

Baca Juga: Bupati Bantul Penasaran Keberhasilan Pembangunan Kota Semarang, Walikota Semarang Ungkapkan Tiga Kunci

Pada kondisi tersebut Balita kehilangan cairan lebih dari 10% dari berat badannya. Sebaiknya Balita segera mendapatkan penanganan medis.

Perlu diketahui, turgor merupakan tingkat kelenturan kulit untuk menentukan apakah anak kurang cairan (dehidrasi) atau tidak.

Caranya mudah, hanya dengan menarik kulit perut anak, kemudian melepaskannya. Jika kulit yang ditarik bisa kembali dengan cepat, maka anak tidak mengalami dehidrasi.

Namun, apabila kulit yang ditarik kembali dalam waktu yang lama, artinya anak mengalami dehidrasi.

Berikut pertolongan awal penanganan diare pada balita

1. ASI diberikan dengan frekuensi yang lebih sering dari biasanya.

2. Segera memberikan oralit sampai diare berhenti.

3. Balita diberikan Zinc yang tersedia di apotek, Puskesmas, maupun rumah sakit. Zinc bisa diberikan selama 10 hari, meski balita sudah berhenti diare.

Zinc memiliki beberapa manfaat, antara lain mengurangi parahnya diare, mengurangi durasi serta mencegahnya berulangnya diare untuk 2-3 bulan ke depan.

Baca Juga: Kuasai Medan Alam Terbuka, 48 Personel SAR Semarang Lakukan Long March Selama Dua Hari

4. Memberikan makanan yang banyak mengandung cairan, antara lain  sayuran, kuah sup, dan air mineral.

5. Segera periksakan anak Anda di pusat kesehatan, seperti Puskesmas, klinik maupun rumah sakit.

Itulah penjelasan tentang diare dan penanganannya pada anak usia balita yang perlu Anda ketahui sejak dini.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x