Trauma Masa Lalu Ada Obatnya Asal Ditangani oleh yang Profesional, Ini Penjelasannya!

17 Januari 2023, 10:09 WIB
Ilustrasi seorang yang trauma akibat kejadian masa lalu. /PIXABAY

Media Purwodadi - Bagi semua orang pasti pernah mengalami trauma masa lalu.

Untuk diketahui bahwa, trauma itu adalah hal yang jauh lebih kompleks dan subjektif tergantung individu serta kejadian penyebab trauma yang dialaminya.

Menurut seorang psikiater bernama Jeiemi Ardian, trauma bukan tentang kejadiannya saja. Namun, tentang reaksi tubuh yang ingin melindungi diri secara terus menerus.

Baca Juga: Resmi Masuk Tahanan, Ferry Irawan Bacakan Dulu Surat Cinta untuk Venna Melinda

“Jadi bukan tentang kejadiannya saja. Ini tentang reaksi tubuh yang ada saat ini. Reaksi tubuh yang dimaksud adalah reaksi yang ingin melindungi diri secara terus-menerus," ujar Jiemi Ardian, seperti dikutip dari ANTARA.

Jiemi Ardian menyebutkan, reaksi tubuh akibat trauma ini diiringi dengan perasaan terancam, takut, cemas dan tegang.

Bahkan, reaksi tubuh ini bersiap siaya terhadap adanya pemicu sehingga terpancing atau sensitif.

Ada beberapa jenis trauma. Tiap trauma ini yang dirasakan memiliki gejala yang terbagi dalam dua aspek yakni hyperarousal dan hupoarousal.

“Hyperarousal terjadi ketika tubuh seseorang tiba-tiba menjadi sangat waspada ketika terpicu suatu hal yang menyebabkan trauma dan menyebabkan tindakan yang vigilance atau keras, sedangkan hypoarousal adalah sebaliknya dan bahkan mati rasa,” jelas Jiemi.

Jiemi menjelaskan, seseorang akan mengalami masuk pada hyperarousal yang bertindak seolah-olah sedang bahaya, diiringi perasaan gelisah, amarah di luar kendali bahkan cenderung ingin menyerang atau melarikan diri.

Kemudian, untuk hypparousal justru sebaliknya. Ada enerti yang hilang, respon tubuh yang kurang, kelelahan, mati rasa, emosional dan bahkan depresi.

Gejala ini membuat tubuh seseorang yang punya trauma akan membeku dan tidak dapat melakukan aktivitas apapun.

“Apa pun penyebab traumanya, kedua gejala ini membuat tubuh berusaha menyelamatkan diri dengan cara hyperarousal atau hypoarousal dan bisa juga terjadi keduanya sekaligus. Reaksi ini terjadi secara otomatis di luar sadar," terang Jiemi.

Reaksi yang dipilihkan tubuh secara spontan hingga menyulitkan para pejuang trauma untuk menjalani hari-harinya.

Salah satunya adalah membuat keputusan dan mengontrol emosi pada pejuang trauma tersebut.

Ada kabar baik bagi pejuang trauma. Mereka bisa sembuh ketika diatasi dengan berbagai cara seperi meditasi, mendengarkan musik dan melakukan aktivitas baru yang digemari secara rutin.

Penderita trauma bisa mencari pertolongan profesional untuk membantu menyadaeindan mempelajari ulang bagaimana tubuh bereaksi dan cara mengatasinya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Selasa, 17 Januari 2023 Untuk Yang Berzodiak Scorpio, Libra, Sagitarius dan Capricorn

"Pesan untuk para pejuang trauma, jika rasanya sulit, tidak apa untuk menemui profesional kesehatan jiwa."

Pejuang trauma yang sembuh adalah mereka yang sudah mampu mengenali dan mengatasi reaksi dan masuk dalam fase stabil.

Bahkan, pejuang trauma yang sembuh bisa beraktivitas dan berhubungan baik dengan diri sendiri dan orang lain.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler