Patahkan Stigma Sepak Bola Lekat dengan Laki Laki, Para Perempuan Ini Dirikan KPSP

- 17 November 2021, 17:02 WIB
Salah satu kegiatan sosial yang dilakukan oleh Komunitas Perempuan dalam Sepak Bola (KPSP).
Salah satu kegiatan sosial yang dilakukan oleh Komunitas Perempuan dalam Sepak Bola (KPSP). /dok Humas KPSP.

Media Purwodadi – Komunitas Perempuan dalam Sepak Bola (KPSP) terbentuk di saat kompetisi sepak bola nasional terhenti akibat pandemi.

Pembentukan KPSP ini menjadi titik balik bagi inisiator KPSP untuk memperkuat perjuangan hak hak perempuan dalam dunia sepak bila nasional.

Tujuan utama pendirian KPSP ini yakni untuk mematahkan stigma sepak bola yang lekat dengan laki laki.

Hal itu dikatakan Stevany Dio sebagai salah satu pendiri dari KPSP. Menurut Stevany dengan adanya KPSP ini, mereka ingin menunjukkan bahwa sepak bola bukan merupakan olahraga eksklusif untuk laki laki saja.

Baca Juga: Jadi Penggemar Manchester United, Ganjar Pranowo Menceritakan Awal Mula Ketertarikannya Menyukai Sepak Bola

“Sebenarnya, banyak perempuan hebat yang berkarir dalam dunia sepak bola, dari atlet hingga yang tergabung dalam struktur organisasi,” kata Stevany.

Pendirian KPSP ini diinisiator oleh banyak kalangan. Stevany sendiri merupakan pendukung Persib Bandung. Sedangkan Putri merupakan penggemar Persija Jakarta.

Tidak hanya itu, ada juga Dianita Shinta yang merupakan pendukung dari tim Persebaya Surabaya.

Pendirian KPSP ini berjalan sejalan dengan Bhinkea Tunggal Ika, yakni perbedaan yang terjadi diantara mereka tidak menjadi halangan untuk bersinergi menciptakan iklim sepak bola yang lebih inklusif.

Stevany menjelaskan memperkuat kesetaraan dalam dunia sepak bola bukan pekerjaan yang mudah sebab di dalam dan luar lapangan menyangkut kehormatan perempuan masih kerap terjadi.

Baca Juga: Menpora : Bergulirnya Kompetisi Sepak Bola Liga 1 dan Liga 2 Mulai Ada Titik Terang

“Salah satunya label bidadari tribun yang melekat pada suporter perempuan. Persepsi ini justru memposisikan perempuan hanya sebagai objek pengalih perhatian dan bukan bagian dari penonton di stadion,” tambah Dianita.

Bahkan, mereka mengakui bahwa sering terjadi catcalling yang terjadi di dalam stadion. Meski demikian, KPSP terus melakukan edukasi kepada para perempuan lain yang tergabung dalam komunitas penggemar klub agar melakukan tindakan preventif.

Tindakan ini dilakukan dengan anjuran berbusana yang aman dan nyaman ketika datang ke stadion.

Sementara itu, Putri menjelaskan, peran sportcaster atau penyiar olahraga saat pertandingan yang asal sorot dan sering menjadi bahan pembicaraan dari aspek fisik.

“Biasanya jika asal sorot, yang ada beberapa suproter perempuan menjadi bahan pembicaraan dari aspek fisik saja. Tapi untungnya sekarang semakin lebih baik,” tambah Putri.

Baca Juga: Pernah Tak Menang Selama 4 Tahun, Klub Sepak Bola Ini Percaya Diri Tawari Lionel Messi Kontrak Selama 15 Tahun

Saat ini, olahraga sepak bola sering dikaitkan dengan laki laki. Padahal, kaum perempuan juga banyak yang menyukai olahraga ini.

Sebagian dari mereka tertarik untuk menjadi pendukung dari masing masing tim sepak bola yang ada di daerahnya.

Hal inilah yang membuat Stevany Dio, Putri dan Dianita Shinta yang akhirnya mendirikan Komunitas Perempuan dalam Sepak Bola (KPSP).***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah