Sherly Annavita Rahmi Ulas Buku Sang Pemuda, Merancang Kontribusi Mengokohkan Eksistensi Karya Elvandi

- 19 April 2022, 10:10 WIB
Sherly Annavita Rahmi saat memeberikan ulasan tentang buku Sang Pemuda milik Muhammad Elvandi.
Sherly Annavita Rahmi saat memeberikan ulasan tentang buku Sang Pemuda milik Muhammad Elvandi. /tangkapan layar YouTube Sherly Annavita Rahmi.

Media Purwodadi – Sang Pemuda menjadi gagasan visioner dalam membangun kapasitas generasi muda masa depan.                       

Buku self-development dari karya Elvandi yang berjudul ‘Sang Pemuda – Merancang Kontribusi Mengokohkan Eksistesi’.

Dalam buku ini akan membawa pemuda untuk menjelajah diri, menemukan bakat, minat, hingga peradaban manusia di muka bumi.

Melalui penelusuran Media Purwodadi, Sherly Annavita Rahmi  memberikan ulasan mengenai buku Sang Pemuda karya Muhammad Elvandi.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jawa Tengah, Selasa 19 April 2022 : Wilayah Pegunungan Waspada Hujan Lebat Disertai Angin

Muhammad Elvandi merupakan seorang intelektual, yang mempunyaii basic pendidikan S1 dan S2.

Muhammad Elvandi telah menyelesaikan studinya S1 Universitas Al-Azhar, S2 Institute Europeen des Sciences Humaines, dan S2 University of Manchester.

Ia juga aktif menggerakkan komunitas bernama MUDA Community dan Elite Circle, sebuah kegiatan mentorship yang digagas Elvandi dengan tujuan membangun jejaring generasi muda dari berbagai bidang keilmuan.

Selain kemampuannya menulis dan sering menjadi public speaker, Elvandi juga memiliki kegemaran di bidang olahraga yaitu sebagai seorang praktisi Judo dan pemegang sabuk hitam.

Ada 3 alasan menurut Sherly Annavita Rahmi dalam merekomendasikan buku Sang Pemuda karya Elvandi ini

1. Menjawab Semua Kebutuhan Kaum Muda

“Bagaimana caranya dan landasan berpikirnya konsisten dari awal sampai akhir, membuat buku ini bisa dibilang menjadi peta hidup jalannya anak muda jika ingin menjadi diatas rata-rata,” ungkap Sherly.

2. Bahasa

Menurut Sherly, bahasa, diksi, dan contoh yang dihadirkan membuat siapapun yang membacanya akan terpanggil untuk ‘do something’.

“Karena tulisan-tulisan beliau ini berupa ide dan gagasan, yang bisa jadi antara kita memiliki interpretasi yang berbeda-beda,” tambahnya.

3. Menghadirkan Contoh Terbaik

Contoh-contoh yang diberikan bukan yang ‘nyaris’ melainkan yang ‘terbaik’ di bidangnya

Dari buku setebal 300-an halaman, ada 3 poin utama yang Sherly highlight antara lain. Ide pertama, tidak ada alasan bagi anak muda untuk berpikir inferior
 
Semua syarat perubahan ada pada anak muda mulai dari energi yang membuncah, waktu, tenaga, keingintahuan, idealisme, dan semangat melawan arus.

Dalam buku tersebut, Sherly menerangkan jika Elvandi mengatakan kalau ingin melihat sebuah perubahan di satu wilayah, satu daerah, satu negara, maka hal pertama yang harus disiapkan adalah ‘karakter anak mudanya’.

Baca Juga: Diduga Konsleting Listrik, Rumah Milik Warga di Kabupaten Grobogan Terbakar

Baik buruk masa depan satu bangsa ditentukan oleh kapasitas anak mudanya dalam melakukan tiga hal, yakni

1. Mengenal potensi dirinya.

2. Menentukan goal dan targetnya

3. Merencanakan jalannya hingga mampu membangun karya sebagai ‘masterpiece’ minimal bagi hidupnya.

“Dengan memahami ketiga hal tadi mencoba menyelami diri sendiri, maka kita akan tahu sebetulnya tanggung jawab sosial dan kontribusi apa nih yang bisa kita berikan untuk lingkungan,” jelas Sherly.

Proses mengenal potensi apa yang ada pada diri, akan membuat kita menjadi punya self awareness dan menjadi kunci untuk lebih percaya diri.

Ide besar kedua, setiap pemuda membutuhkan keseimbangan hidup seperti aset (finansial), kesehatan fisik, cinta, dan kemampuan berjejaring.

Beberapa indikator keseimbangan hidup yang Elvandi maksud dalam bukunya menuntut kita untuk bersiap.

The Future belongs to those who prepare for it today (masa depan adalah milik mereka yang mau mempersiapkan hari ini).

Semua aspek tersebut tidak hanya dibawa dalam konteks seimbang di dunia, namun juga seimbang untuk dipertanggungjawabkan di hari akhir nanti.

Maka memastikan bahwa kita menghabiskan waktu muda dengan baik, maksimal dan seimbang adalah kunci agar nanti kita tidak menyesal.

“Jadi wajar ada istilah ‘lebih baik mati dalam memperjuangkan sesuatu, daripada hidup dalam keraguan,” ucap Sherly.

Dalam memperjuangkan sesuatu tentunya anak muda harus selesai dengan urusan-urusan keseimbangan hidup mulai dari aset (finansial), cinta, kesehatan fisik, dan kemampuan berjejaring.

Dengan artian, para pemuda akan merasa tidak seperti ‘haus’ akan perhatian ketika menampilkan dirinya di publik.

Pastikan untuk anak muda yang sudah mulai senang untuk berpikir kritis dan mempertanyakan banyak hal. Buku Sang Pemuda karya Elvandi adalah pilihan tepatnya.


Ide besar ketiga, bukan tentang ‘starting point’, tapi tentang ‘finishing point’. Namun mau finishing point seperti apa, menghasilkan karya seperti apa, meninggalkan kebermanfaat seperti apa, itu adalah tanggung jawab kita.

Baca Juga: Diduga Konsleting Listrik, Rumah Milik Warga di Kabupaten Grobogan Terbakar

Sehingga mengakselerasi cara pelajar dan leadership terdapat minimal salah dua dari skill dasar yang kita miliki dalam melewati perjalanan proses dari titik awal menuju titik akhir

“Siapapun kita, apapun profesi kita, berapapun aset kita, sebesar apapun power kita, pasti akan ada titik akhirnya,” jelas Sherly dalam mengulas buku karya Elvandi.

Demikian ulasan buku Sang Pemuda karya Muhammad Elvandi dari Sherly Annavita Rahmi dan tim AdaBuku episode 11. ***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya

Sumber: YouTube Sherly Annavita Rahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x