Hari AIDS Sedunia, Dinas Kesehatan Berikan Paparan Soal Situasi HIV/AIDS dan Aktivasi WPA di Grobogan

- 29 November 2023, 12:13 WIB
Perangkat desa tengah mendengarkan paparan tentang situasi HIV/AIDS di Grobogan.
Perangkat desa tengah mendengarkan paparan tentang situasi HIV/AIDS di Grobogan. /Dinkes Grobogan./

Media Purwodadi - Bersamaan dengan momentum Hari AIDS Sedunia, Dinas Kesehatan Grobogan memberikan paparan terkait situasi HIV/AIDS di Kabupaten Grobogan kepada masyarakat dalam kegiatan Aktifasi Warga Peduli AIDS (WPA) Desa di 19 Kecamatan.

 

 

Dalam kegiatan ini, acara yang digagas Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), Dinas Kesehatan Grobogan memberikan materi tentang Warga Peduli AIDS (WPA). Beberapa kegiatan sudah dilaksanakan, seperti yang digelar di Balai Kecamatan Toroh, pada Senin, 27 November 2023.

Hadir perwakilan Dinas Kesehatan Grobogan yakni dr Djatmiko MAP yang memberikan materi tentang Aktifasi Warga Peduli AIDS. Pria yang menjabat sebagai Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) pada Dinkes Grobogan ini memberikan pemahaman terkait dengan WPA.

Baca Juga: PT PLN Purwodadi Lakukan Pemadaman Aliran Listrik Hari Ini 29 November 2023, Ini Lokasinya

“Warga Peduli AIDS atau WPA ini adalah organisasi sosial yang merupakan wadah gerakan masyarakat yang memiliki kesiapan, kemampuan dan kemauan untuk berpartisipasi penanggulangan HIV & AIDS,” jelas dr Djatmiko.

Mereka yang tergabung dalam WPA adalah kelompok masyarakat yang terdiri dari berbagai komponen masyarakat, baik dalam tingkat desa atau kelurahan, dusun, RT. Masyarakat dapat melekatkan WPA kepada sistem dan organisasi yang ada di bawah koordinasi Pokja IV Kelurahan dan Kecamatan.

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua IDI Grobogan ini menjelaskan tujuan dari WPA ini adalah untuk membangun kesadaran masyarakat dalam penanggulangan HIV/AIDS, terciptanya sistem koordinasi antar kelompok risiko tinggi dan ODHA. Kemudian, tersedianya layanan komprehensif yang mudah diakses dan dijangkau oleh masyarakat.

“Tujuan lainnya adalah ada kesepakatan bersama dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dan lingkungan serta terbentuknya fasilitator dan kader peduli AIDS di desa dan kelurahan,” ujar dr Djatmiko.

Sasaran

Sasaran dalam pengaktifan WPA ini adalah masyarakat, tim penggerak PKK, tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat, serta bidan desa, Puskesmas, Petugas Promosi Kesehatan dan Pengurus PMI daerah serta Kader.

Realisasi rencana jika terbentuk WPA ini yakni Sistem Siaga AIDS, dengan kesiapan fasilitasi potensi dan identifikasi masalah, Antar Klinik, Jaga Kerahasiaan dan Ketenangan.

“Siaga ini singkatan dari Siap Antar Jaga, yang artinya WPA siap melakukan fasilitasi potensi dan identifikasi masalah kesehatan (health mapping), prioritas populasi kunci, pengorganisasian yang meliputi penjangkauan, pengorganisasian, penguatan kelompok melalui diskusi, pelatihan, pertemuan rutin, dan kampanye publik,” papar dr Djatmiko.

Sementara Antar berarti WPA siap mengantar pasien ke klinik, dimana mereka memeprsiapkan Puskesmas sebagai tempat rujukan pertama kasus HIV/AIDS, mempersiapkan UTD PMI sebagai mitra lokal untuk tes rujukan HIV/AIDS dengan klinik VCT dan mempersiapkan rujukan kasus HIV/AIDS.

Kemudian realisasi rencana yang ketiga yakni Jaga Kerahasiaan dan Ketenangan. Menurut pria yang juga membuka praktik di Klinik Jambu Medika ini menjelaskan, jaga kerahasiaan dan ketenangan sangat diperlukan. Sistemnya yakni membangun kesepakatan bersama antar masyarakat, tokoh adat, suku dan tenaga medis dalam memebrikan pelayanan dasar terhadap kasus HIV/AIDS.

“Memberikan perlindunganr asa aman bagi ODHA dan masyarakat juga diperlukan. Terlebih membangun kesepakatan visi bahwa penasun dan ODHA adalah korband an orang sakit perlu dilindungi dan diobati oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah,” jelas dr Djatmiko.

Manfaat WPA

Dokter Djatmiko juga menjelaskan, pembentukan WPA ini mempunyai banyak manfaat, terutama bagi masyarakat, petugas kesehatan dan aparat pemerintah. Dirinya juga menjelaskan, ada tujuh indikator keberhasilan Wagra Peduli AIDS.

“Indikator keberhasilan WPA ini ada tujuh, seperti terorganisirnya kelompok masyarakat peduli AIDS, seluruh masyarakat dari keluarga, RT, RW, bisa mengetahui cara memperoleh layanan dasar kesehatan yang mudah dan komprehensif atau menyeluruh,” jelas dr Djatmiko.

Kabid P2P Dinas Kesehatan Grobogan, dr Djatmiko MAP bersama perangkat desa se Kecamatan Brati usai paparan WPA.
Kabid P2P Dinas Kesehatan Grobogan, dr Djatmiko MAP bersama perangkat desa se Kecamatan Brati usai paparan WPA. /Dinkes Grobogan./

“Kemudian, terorganisirnya sistem rujukan bagi ODHA, seluruh sub populasi RISTid an ODHA mudah mencari sarana rujukan sehingga tidak terjadi keterlambatan. Indikator kelima yakni terorganisrinya kelompok birokrasi dan masyarakat dalam membangun kesepakatan penanggulanagn HIV AIDS,” tambahnya.

Baca Juga: Jadwal Acara Televisi Indosiar Rabu 29 November 2023, Jangan Lewatkan Hot Kiss, Mega Series: Magic 5

Alumnus FK Unissula ini menjelaskan indikator keenam yakni tersedianya fasilitasi obat yang mudah dan cepat serta terakhir seluruh warga memahami dan mengetahui kondisi sub populasi RISTI dan ODHA.

Sosialisasi Aktifasi WPA ini terus digaungkan di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Grobogan. Pasca dilaksanakan di Kecamatan Toroh pada Senin, 27 November 2023, kegiatan serupa dilaksanakan di Kecamatan Tawangharjo pada Selasa, 28 November 2023 dan Kecamatan Penawangan pada Rabu, 29 November 2023.

 

 

“Beberapa kegiatan sosialisasi serupa juga sering kita lakukan di tempat-tempat umum, seperti di area Car Free Day pada hari Minggu,” ujar dr Djatmiko.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah