Kekeringan Landa 80 Desa di Kabupaten Grobogan. Warga Ambil Air di Bukit

- 5 September 2023, 21:53 WIB
BPBD Grobogan program pembentukan Ruko Gapura Desa di Kecamatan Tanggungharjo. Foto: Wahyu Prabowo
BPBD Grobogan program pembentukan Ruko Gapura Desa di Kecamatan Tanggungharjo. Foto: Wahyu Prabowo /

Media Purwodadi- Kemarau panjang hingga saat masih terus melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Grobogan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan, mencatat sebanyak 80 desa terdampak kekeringan extrim.

Akibatnya desa yang mengalami kekeringan extrim, BPBD terus melakukan distribusi bantuan air ke sejumlah warga.

Baca Juga: Para Wartawan Press Room Setda Geruduk Rumah Dinas Bupati Grobogan, Ada Apa Sebenarnya?

Kekeringan extrim seperti dialami Teguh Gonteng, dusun Kramat, Desa Kedungjati dan Sugihmanik.

Dusun yang dihuni dia warga desa itu berada di tengah hutan itu ada 14 KK hidup di tengah hutan dan kekurangan air.

Tidak bisa mengandalkan suplay air di sekitar tempat tinggal, warga sampai harus mencari air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sejauh 1km.

Teguh menggunakan armada seadanya, mereka memanfaatkan sumur tua yang ada di perbukitan berjarak 1km ke arah desa Kedungjati.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Kabupaten Grobogan Rabu 6 September 2023, Silahkan Dicek di Sini Ya

"Ada tiga sumur di sekitar tempat tinggal hanya bisa berikan 1 sumur 1 dirigen. Jadi warga cari tambahan air ke bukit," ungkap Teguh.

Bermodal dirigen berukuran 60 liter sekali mengangsu mereka bisa memenuhi kebutuhan air hingga tiga hari.

"Sumur yang dibukit airnya cukup banyak. Bawa 10 dirigen jadi bisa untuk 3hari," tambahnya.

Baca Juga: Hingga Akhir Agustus 2023, Jumlah Penderita Penyakit DBD di Kabupaten Grobogan Capai 202 Kasus

Menurut catatan BPBD Kabupaten Grobogan ada 80 desa yang mengalami kekeringan dan membutuhkan air bersih.

Meski tak semua air bersih dipakai konsumsi, kebutuhan air bersih dipakai buat kebersihan badan dan perabot rumahtangga.

"Tercatat ada 80 desa yang terdampak kekeringan. Semua sudah diberi air bersih baik bantuan dari pemerintah maupun swasta. Ada juga bantuan dari BUMN," papar Masrichan, Kedaruratan BPBD Kabupaten Grobogan, Selasa 5 September 2023.

Saat pemaparan pelatihan dan simulasi tanggap darurat bencana di Kecamatan Tanggungharjo, Masrichan menjelaskan bahwa Kabupaten Grobogan sedang dilanda bencana kekeringan.

Oleh sebab itu, Program pembentukan Ruko Gapura Desa diharapkan memberikan dampak positif dalam pelaporan dan penanggulangan pra maupun pasca bencana.

"Yang terpenting adalah data. Sinkronisasi data sangat diperlukan untuk memberikan efek cepat dalam memberikan bantuan dan ketepatan dalam memberikan bantuan. Termasuk air bersih bisa disalurkan ke titik tujuan yang tepat dan cepat," lanjutnya.

Sementara itu, Wijayanti, Petugas Kecamatan Tanggungharjo pencetus dan sistem laporan kebencanaan mengharapkan adanya penyempurnaan sinkronisasidata. Terlebih untuk data korban dan kerusakan atau materi.

Ia mencontohkan, jika kekeringan di wilayahnya tercatat dengan baik. Maka pemberian bantuan dan kecepatan bantuan juga bisa lebih baik.***

Editor: Wahyu Prabowo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah