Santri Ponpes Al Hamida, TNU meninggal setelah mengalami pemukulan oleh teman santri lainnya, MQH. Dari keterangan saksi, pengasuh ponpes dan teman korban, kejadian pemukulan tersebut berawal dari bercanda antara korban dan terduga pelaku.
Hingga akhirnya kebablasan dan terduga pelaku tidak terima dan memukul korban TNU. Korban dipukul pada bagian punggung tiga kali, dan dua pukulan mengenai kepala bagian belakang.
Menurut Kapolsek Kradenan, AKP Sunarto, setelah dipukul korban sempoyongan dan akhirnya jatuh di lantai dua depan kamar santri di Ponpes Al Hamida, Kuwu, Kradenan.
Korban yang pingsan kemudian dibawa pengasuh ke Puskesmas Kradenan I. Namun dari hasil pemeriksaan petugas kesehatan puskesma, korban TNU dinyatakan sudah meninggal dunia.
Baca Juga: Anak Balita Tidak Boleh Main Latto Latto, Orang Tua Harus Pahami Alasannya Berikut Ini
Salah satu pengasuh Ponpes Al Hamida, Amin Ukasah kepada wartawan mengatakan kejadian tersebut menjadi pembelajaran bagi pihak ponpes, pengasuh, dan santri.
"Kejadian ini menjadi pembelajaran, tentunya pengawasan akan lebih ditingkatkan lagi," jelasnya.
Jenazah korban TNU, santri Ponpes Al Hamida setelah diatopsi kemudian diserahkan ke keluarganya. Selanjutnya dimakamkan pada Minggu malam.***