Produk Pertanian Ramah Lingkungan Tercipta di Grobogan, Dorong Generasi Muda dan Perempuan Jadi Petani

25 Januari 2023, 18:55 WIB
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Grobogan, Heru Dwi Cahyono saat melihat langsung produk ramah lingkungan dari Kecamatan Penawangan. /dok Media Purwodadi / Hana Ratri

Media Purwodadi - Para generasi muda dan kaum perempuan perlu dilibatkan untuk berperan serta di dunia pertanian.

Hal itu menjadi tema dalam kegiatan pameran dan lokakarya yang digelar oleh Yayasan Penabulu dalam program Echo Green di Hotel Grandmaster Purwodadi, Rabu, 25 Januari 2023.

Dalam kegiatan ini ditampilkan pula pameran produk ramah lingkungan yang dihasilkan oleh para generasi muda dan kaum perempuan di Kecamatan Godong dan Penawangan.

Baca Juga: Bupati Grobogan Minta Tak Main Hakim Sendiri Kepada Kades di Video Viral Pukuli Terduga Pencuri

Produk ramah lingkungan karya generasi muda yang dipamerkan ini antara lain eco enzyme, pupuk cair, dan asam amino.

Tidak hanya pameran produk ramah lingkungan, namun kegiatan ini dibarengi dengan lokakarya dengan tema Inisiatif Model Ekonomi Hijau di Sektor Pertanian oleh Kelompok Perempuan dan Generasi Muda.

Dalam kegiatan ini, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Grobogan, Heru Dwi Cahyono, memberikan apresiasi adanya program Echo Green.

Menurut Heru, produk yang dihasilkan ini memberikan faktor kepada generasi muda untuk menjadi petani. Bahkan, kaum perempuan.

“Tidak hanya memberdayakan petani milenial dan petani perempuan di 49 desa di tiga kecamatan, tetapi juga memberikan pendampingan hingga mampu menghasilkan produk yang ramah lingkungan,” ungkap Heru Dwi Cahyono, yang mewakili Bupati Grobogan Sri Sumarni.

Tiga kecamatan yang dipaparkan tersebut yakni Godong, Penawangan dan Karangrayung.

Heru juga menambahkan, produk yang dihasilkan ini memiliki banyak manfaat. Selain mengurangi sampah, juga menghasilkan produk yang tidak membahayakan lingkungan.

Sementara itu, Project Manager Progra Echo Green, Jamandi Tiger mengatakan, dalam kegiatan tersebut, terdapat dua acara, yakni lokakarya dan pameran.

Dalam lokakarya tersebut, para peserta yang terdiri dari petani muda dan perempuan itu dibagi dalam dua kelompok.

“Kami mengadakan lokakarya dengan konsep ekonomi hijau yang melibatkan beberapa dinas, antara lain dua dinas dari Jateng, yaitu Bappeda dan Dinas Pertanian, serta tiga dinas dari Grobogan, yaitu Dispermades, Dinas Pertanian dan Bappeda,” ungkap Jamal.

Para peserta yang hadir ini diminta merumuskan tantangan yang dihadapi dalam melihat ekonomi hijau. Termasuk tantangan menggalakkan generasi muda dan perempuan menjadi petani.

Baca Juga: Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo Ajak Perusahaan di Grobogan Terima Pekerja dari Keluarga Miskin

“Tantangan bagi generasi muda, yaitu bagaimana menggalakkan petani muda supaya tertarik," ujar Jamal.

Jamal mengungkapkan, saat ini banyak perdebatan yang terjadi, dimana pemuda tidak bakal terjun ke pertanian karena dari sisi pendapatan.

"Makanya ada banyak perdebatan, bahwa pemuda tidak bakal ke pertanian karena tidak menjanjikan dari segi pendapatan,” tambahnya.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya

Tags

Terkini

Terpopuler