Penerbangan Keluar Jalur dalam Perjalanan Kendari-Jakarta, Ini Penjelasan KNKT

- 9 Maret 2024, 13:45 WIB
Ilustrasi pesawat yang terbang keluar jalur.
Ilustrasi pesawat yang terbang keluar jalur. /PIXABAY/G.C/


Media Purwodadi – Pilot dan Co Pilot yang menerbangkan pesawat Airbus A320 Batik Air rute Kendari-Jakarta tertidur selama 28 menit akibat kelelahan.

Hal tersebut dikemukakan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam rilis laporan pendahuluan terkait kejadian tersebut.

Lantaran Pilot dan Co Pilot ini tertidur mengakibatkan pesawat dengan registrasi PK-LUV sempat keluar jalur penerbangan dan tidak merespon pusat pengendali wilayah atau ACC.

Baca Juga: Polda Jateng Tilang 9.779 Pelanggar Lalin Dalam Empat Hari Operasi Keselamatan Lalu Lintas Candi 2024

Dilansir dari ANTARA, tidak ada korban dari kejadian tersebut. Bahkan, tidak ada kerusakan dari pesawat tersebut akibat kejadian ini. Meski demikian KNKT mengklasifikasikan kejadian tersebut sebagai kejadian yang serius.

Pulang Pergi

Dalam laporan kronologis KNKT, awalnya Pilot yang berusia 32 tahun dan copilot berusia 28 tahun mengoperasikan pesawat Airbus A320 yang membawa penumpang dari Jakarta menuju Kendari dengan rute pulang pergi.

Dalam penerbangan tersebut, selain membawa penumpang juga membawa empat kru pramugari selama perjalanan pulang pergi tersebut.

Di tengah penerbangan Jakarta-Kendari, Pilot menawarkan kepada Co Pilot untuk tidur karena tampak kelelahan. Kemudian Co Pilot memutuskan tidur selama 30 menit. Pilot mengambil alih tugas Co Pilot sementara. Pesawat akhirnya berhasil mendarat di Kendari dengan selamat.

Selama transit di Bandar Udara Haluoleo Kendari, Pilot dan Co Pilot sempat makan mi instan. Setelah itu, mereka melanjutkan penerbangan kembali pada pukul 00:05 UTC menuju Jakarta dengan nomor penerbangan BTK6723.

Tercatat ada penumpang berjumlah 153 orang yang berada di dalam pesawat tersebut. Saat pesawat terbang di ketinggian 36 ribu kaki, Pilot dan Kopilot melepas headset dan volume pengeras kokpit dinaikkan.

Saat itu, Pilot meminta izin kepada Co Pilot untuk beristirahat dan Co Pilot mengambil alih tugas Pilot sementara waktu.

Selang kemudian, Pilot terbangun dan menawarkan kepada Co Pilot apakah dia ingin beristirahat, namun Co Pilot menolaknya.

“Kedua pilot kemudian melakukan percakapan non-tugas selama sekitar 30 detik dan kemudian PIC (pilot) melanjutkan untuk tidur. SIC (kopilot) mengetahui bahwa PIC sedang tidur dan melanjutkan tugasnya baik sebagai pilot maupun kopilot,” jelas laporan pendahuluan yang ditandatangani Soerjanto Tjahjono, yang dilansir dari ANTARA, Sabtu 9 Maret 2024.

Saat detik-detik penerbangan inilah, koordinasi antara kopilot ACC wilayah Jakarta seharusnya terjalin. Akan tetapi, pada pukul 01:43:42 UTC saat ACC Jakarta bertanya kepada kru pesawat, berapa lama pesawat itu terbang di jalurnya, tidak ada respons dari kru kokpit. Rupanya, Co Pilot ternyata tidak sengaja tertidur.

“Pada 01:43:42 UTC, SIC (kopilot) membaca kembali instruksi ACC Jakarta. Beberapa saat kemudian, SIC (kopilot) kemudian secara tidak sengaja tertidur,” tulis laporan KNKT.

Mendarat dengan Selamat

Dalam kondisi itu, ACC Makassar dan ACC Jakarta menyediakan layanan pengatur lalu lintas udara dnegan memanfaatkan sistem pengawasan.

Kemudian, pada 12 menit pasca transmisi terakhir, ACC Jakarta kembali berupaya melakukan kontak dengan pesawat, akan tetapi tidak mendapatkan respon.

Banyak upaya yang sudah dilakukan, termasuk mengontak Pilot pesawat lain untuk membantunya, akan tetapi tidak ada respon dari pesawat tersebut.

Sekitar 28 menit kemudian sejak transmisi terakhir, Pilot terbangun dan menyadari Co Pilot tertidur. Pesawat tengah berada di luar jalur penerbangan. Hingga akhirnya, Pilot membangunkan Co Pilot dan merespon panggilan ACC dan Pilot pesawat lain.

Kemudian, pesawat tersebut diarahkan kembali ke jalur penerbangan yang benar hingga berhasil mendarat di Bandara Soekarno Hatta dengan selamat.

Baca Juga: Gagal Raih Poin Kedua Kali, PSS Sleman Akui Keunggulan PSM Makassar di Laga Pekan ke 28

Rekomendasi

Adanya insiden tersebut, KNKT mengeluarkan rekomendasi keselamatan guna mengantisipasi hal yang sama apabila terjadi di kemudian hari.

Dalam pedoman pengoperasian Batik Air Volume A, telah dijelaskan bahwa pilot harus mempunyai sebuah daftar pemeriksaan pribadi, yang mencakup kategori gangguan yang akan dialami Pilot yang mencakup penyakit, pengobatan, stress, alcohol, kelelaha, dan emosi.

Kesemuanya itu dipendekan dalam akronim IM SAFE dengan tujuan mudah diingat sebelum melakukan tugas penerbangan.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x