Pulau Jawa dan Grobogan Terasa Lebih Dingin Karena Bumi Jauh dari Matahari. Ini Kata BMKG

- 9 Juli 2021, 17:51 WIB
Pulau Jawa disebut leih dingin karena fenomena Aphelion atau karena kemarau
Pulau Jawa disebut leih dingin karena fenomena Aphelion atau karena kemarau /Media Purwodadi/ BMKG/

Media Purwodadi – Pulau Jawa termasuk Kabupaten Grobogan, beberapa hari terakhir terasa lebih dingin khususnya pada malam hari. Hal ini dikarenakan bumi berada di titik terjauh dari matahari.

Suhu udara di Grobogan bahkan sore dan malam hari terasa lebih dingin, disebut-sebut karena jarak bumi dengan matahari sedang berjauhan.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, suhu dingin bukan murni karena bumi berada jauh dari matahari atau disebut fenomena astronomis yang disebut Aphelion.

Tidak saja di Jawa Tengah, suhu dingin di malam hari juga dirasakan beberapa daerah di Jawa Timur.

Dimana, suhu dingin banyak dibicarakan. Masyarakat menghubungkan kondisi ini dengan fenomena aphelion. Tapi benarkah demikian?

Baca Juga: Langgar PPKM Darurat, Buruh Pabrik Pungkook di Grobogan Dipulangkan Bupati. Warganet, Pabrik Lain Gimana

BMKG merilis fenomena suhu udara dingin sebetulnya merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi di puncak musim kemarau yakni Juli hingga September.

Saat ini wilayah Pulau Jawa hingga NTT menuju periode puncak musim kemarau. Periode ini ditandai pergerakan angin dari arah timur, yang berasal dari Benua Australia.

Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Herizal, dalam riisnya, Jumat 9 Juli 2021 mengatakan, bulan Juli, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin.

Halaman:

Editor: Wahyu Prabowo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x