Kapolda Jateng Analisa Lonjakan Covid-19 Bukan Faktor Mudik, Tetapi Karena Tradisi Masyarakat Kita

22 Juni 2021, 20:00 WIB
Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi usai rapat koordinasi di Gedung Dekanat Fakultas Kedokteran UGM, Selasa 22 Juni 2021. /Humas Polda Jateng/

Media Purwodadi - Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi menganalisa lonjakan Covid-19 di wilayah Jawa Tengah terjadi bukan faktor mudik, tetapi karena tradisi yang sudah turun-temurun saat Idul Fitri.

Analisa tersebut disampaikan Kapolda Irjen Pol Ahmad Luthfi saat Rapat Koordinasi membahas akselerasi Percepatan Penanganan Covid-19 di wilayah Jateng dan sekitarnya, Selasa 22 Juni 2021.

Bertempat di Dekanat Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM Jogjakarta, Kapolda Jateng menjelaskan tradisi yang dimaksud adalah halal bihalal, ziarah makam dan juga rekreasi tempat wisata.

"Setelah saya analisa lojakan itu bukan semua karena faktor mudik tetapi tradisi di tempat kita itu yang menyebabkan,"terang Kapolda. Tradisi yang dimaksud seperti halal bihalal pada sanak saudara, dan keramaian di tempat ziarah dan tempat wisata," jelas Ahmad Luthfi yang dalam acara tersebut bersama Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Rudianto.

Dalam rapat tersebut membahas pemecahan untuk menyelsaikan pandemi Covid-19 di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya.

Baca Juga: Kunjungi Magelang, Kapolda Launching e-Office Inovasi Terbaru Polres Magelang Kota

Menurut Kapolda, dua kali lebaran, jajaran Polda Jateng telah melakukan penyekatan. Kapolda mengatakan pihaknya telah memerintahkan para Kapolres jajaran mendata pemudik yang datang dari luar Jawa Tengah.

Didapati ada 403.000 pemudik dari luar yang masuk ke Jawa Tengah. Para pemudik ini diminta melakukan swab di posko PPKM Mikro dan hasilnya 45 orang dinyatakan positif Covid-19.

Tak hanya pada arus mudik saja. Di arus balik, jajarannya sudah melakukan penyekatan di 10 pintu masuk Jawa Tengah dilakukan legal standing untuk pemudik yang sudah swab. Pemasangan stiker ini dilakukan kepada kendaraan pemudik yang akan kembali ke tempat asal.

Disebutkan Kapolda, kurang lebih sepekan setelah arus balik, angka kasus Covid-19 masih dapat dikendalikan. Namun, di pekan ketiga, angka Covid-19 mulai melonjak ke seluruh Kabupaten/Kota.

"Masyarakat kita itu sudah tidak mengenal Covid-19. Saya berpikir ini penyebabnya. Masyarakat jenuh. Kemudian protokol sudah lupa karena menganggap angka Covid-19 saat itu flat dan biasa-biasa saja, yang akhirnya meledak sampai sekarang tidak terkendali," terang Kapolda.

Baca Juga: Personel Senkom Mitra Polri Jateng Dilatih Menjadi Tracer Covid-19

Saat ini puncak angka terkonfirmasi Covid-19 tertinggi di Jawa Tengah adalah 4.000 kasus, terhitung pada saat pasca mudik masa inkubasi Covid-19 di Jawa Tengah terjadi.

Tak hanya di Jateng, DKI Jakarta juga mengalami lonjakan angka Covid-19 yang signifikan pada saat 3 minggu pasca arus balik.

Artinya, DKI Jakarta mengalami masa inkubasi Covid-19 yang sama dengan wilayah di Jawa Tengah.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya

Sumber: Humas Polda Jateng

Tags

Terkini

Terpopuler