Carita Tukang Pijat Salah satu Jemaah Haji Indonesia dari Tanah Suci, Memijat Tanpa Minta Bayaran

- 3 Juli 2022, 11:11 WIB
Abdul Malik, jemaah haji Indonesia asal Bojonegoro memijat jemaah lain yang kelelahan.Foto: Media Purwodadi
Abdul Malik, jemaah haji Indonesia asal Bojonegoro memijat jemaah lain yang kelelahan.Foto: Media Purwodadi /Kemenag.go.id/


Media Purwodadi- Berbagai cerita unik dari tanah suci Mekah, muncul diantara jemaah haji asal Indonesia.

Salah satu cerita unik yang banyak jadi pembicaraan yakni cerita tukang pijat yang berhasil berangkat haji tahun 2022.

Tukang pijat yang diketahui bernama Abdul Malik, yakni jemaah haji asal Desa Penganten, Balen, Bojonegoro Embarkasi Surabaya ini banyak membantu sesama jemaah haji.

Baca Juga: Profil Lengkap Almarhum Mbah Moen Guru dari Gus Baha, Keturunan ke 37 Nabi Muhammad dan Cucu Sunan Giri

Seperti diunggah akun resmi Kementrian Agama, Abdul Malik, yang sehari hari bekerja sebagai tukang pijat menginap di Hotel Sofwat Albayt Hotel di Mahbaz Jin, Mekkah, Arab Saudi.

Disela menjalankan prosesi, Abdul Malik, juga memberikan sosial kepada sesama jemaah haji. Dengan kemampuan pijat ala Bojonegoro, Jawa Timur, Abdul Malik, membantu sesama jemaah yang kesulitan jalan atau kecapekan.

Tidak memanfaatkan kesempatan dengan mpremo di Mekah, Abdul Malik, jemaah haji asal Indonesia ini bahkan tidak memungut bayaran atas jasa memijat.

Baca Juga: Belajar Kaweruh Ilmu Laduni, Banyak Dipelajari Namun Tidak Semua Bisa Menguasai. Berikut Caranya

Ditanya kenapa tidak minta bayaran atas jasa pijatnya. Abdul Malik, jemaah haji asal Indonesia ingin membantu jemaah lain agar lancar berjalan sehingga bisa menyelesaikan semua kegiatan.

"Niatnya lillahi taala," ungkap Abdul Malik, tukang pijat.

"Saya empati pada jemaah yang sudah datang  dari jauh ke Tanah Suci, tapi di sini mengalami kesulitan jalan, merasa sakit. Saya bantu biar bugar dan dapat menjalankan ibadah dengan baik,” tambah jemaah haji asal Bojonegoro ini.

Terkait prosesi keberangkatan haji, Abdul Malik, menceritakan uang haji merupakan uang tabungan dari hasil memijat.

“Saya mulai buka praktik sejak tahun 2011. Sekali terapi, tarifnya antara Rp 100.000 sampai Rp 200.000. Uang hasil terapi itu ditabung antara Rp50.000 sampai Rp100.000 per hari,” ujar Malik yang berangkat haji bersama isterinya Umi Taslimah.

Jemaah haji embarkasi Surabaya ini mendaftar haji tahun 2011 dan melunasi biaya tahun 2020.

“Saya menabung untuk berangkat haji dengan menyisihkan hasil jasa pijat,  karena ingin penuhi rukun Islam,” terangnya kepada awak media yang tergabung di Media Center Haji (MCH) di Makkah.

Dia menyebut metode pijatnya sebagai terapi geni. Praktiknya seperti menotok bagian-bagian tertentu dari tubuh pasien dengan menggunakan jari.

Salah satu awak media berkesempatan merasakan sensasi pijatannya. Ia menotok-notok beberapa titik punggung pasien sembari tengkurap.

Seakan tidak mengerahkan tenaga, tapi yang dirasa ada sakit di titik yang ia totok. Usai menotok di bagian punggung, ia memijat kaki, tangan, pinggang, dan beberapa titik di tubuh saat duduk dan posisi telentang.

“Ini ada syaraf kejepit,” ujar Malik mendiagnosa.

Terkait bagaimana rasanya usai dipijat, Ilham Khoiri mengaku badannya jadi ringan, lebih rileks. “Rasanya tubuh ini jadi lebih bugar, rileks,” ujar Ilham.

Baca Juga: Siti Pedagang Pecel Asal Pati Menabung Rp10 Ribu Per Hari untuk Naik Haji, Ganjar Doakan Agar Mabrur

Kini, selama di Tanah Suci selain beribadah, dia mempraktikkan terapi geninya untuk menolong para jemaah secara gratis.

Dia bantu jemaah yang mengeluhkan sakit tertentu. Istilahnya, dia berusaha membuka aliran darah yang tersumbat sehingga lancar dan tubuh menjadi bugar.

Dia sekarang sudah menangani 15 jemaah haji yang membutuhkan sentuhan sensasi pijatannya.

“Keluhan seputar pinggang pegal, kaki lemah, leher kaku, tulang keropos, lambung bermasalah, pusing. Alhamdulillah, semua pasien membaik,” ungkapnya bersyukur.***

Editor: Wahyu Prabowo

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x