Selain menggunakan logika, sebelum melakukan prana, Muhadi juga lebih dulu mengetahui kondisi riwayat pasien secara medis.
"Jiwa yang bolong-bolong itu akan menjadi terisi karena adanya energi positif atas prana ini," ungkap Muhadi.
Dalam prana ini, Muhadi menyebut seperti psikiater yang menangani pasiennya. Namun, untuk penanganannya tidak menggunakan obat.
"Hanya memberikan energi positif dan mengajak pasien untuk mengenal kembali Tuhan yang dipercayainya," tutur Muhadi.
"Jadi kalau yang datang Muslim, ya kita minta dia berdoa sesuai dengan keyakinannya. Kalau dia Nasrani atau Kristen, kita minta dia juga berdoa dengan keyakinannya," tambah Muhadi.
Baca Juga: Lirik Lagu Kalih Welasku dari Denny Caknan yang Trending di YouTube, Awas Bikin Baper
Pengobatan prana tidak dikaitkan dengan agama. Namun, prana bisa menjadi salah satu cara mirip konseling psikologi agar pasien merasa bahwa dia tidak sendiri saat mengalami sakit.
Metode ini juga berlaku bagi pasien yang mengalami permasalahan rumah tangga. Berbagai pasien datang kepadanya dengan keluhan rumah tangga.
"Namun, kembali lagi kepada logika. Sebelum prana, apa yang menjadi masalah utama dalam jiwa manusia itu, kita kembalikan menjadi murni," tambah Muhadi.
Saat ini, Muhadi berpesan kepada seluruh masyarakat agar menjaga kesehatan tubuhnya dengan memancarkan hal yang positif.