Waspada TBC di Musim Pancaroba, Simak Gejala dan Langkah Pencegahannya Penyakit Ini

14 September 2023, 18:40 WIB
Orang yang batuk berdahak bisa jadi merupakan gejala TBC. /nastya_gepp / PIXABAY.

Media Purwodadi – Penyakit TBC atau tuberkolosis adalah penyakit yang rentan terjadi di musim pancaroba. Penyakit TBC ini merupakan penyakit menular yang bisa dilakukan pencegahan sejak dini.

 

 

Dari sejarahnya, penyakit TBC ini ditemukan pada 24 Maret 1882 oleh ilmuwr an Jerman bernama Robert Koch yang menemukan mycobacterium tubercolosis.

Menurut salah satu dokter di Kabupaten Grobogan, dr Djatmiko MAP, Indonesia merupakan negara dengan kasus TBC terbesar kedua setelah India. Berdasarkan laporan WHO tahun 2022, ada 909.000 kasus per tahunnya.

Baca Juga: Dalam Kondisi Mabuk, Pemuda Ini Lempar Bata Merah dan Rusak Sepeda Motor Milik Warga Grobogan

“TBC adalah penyakit menular yang disebabkan kuman tuberkolosis, dengan penuralannya melalui udara, dan bukan merupakan penyakit guna-guna atau keturunan,” ujar dr Djatmiko.

Dokter Djatmiko menjelaskan, sebagian besar kuman BTA ini menyerang paru-paru, dapat juga menyerang organ tubuh lainnya.

Organ yang dimaksud adalah leher dan payudara, tulang belakang dan selaput otak serta kulit. Sejak dini, masyarakat bisa mendeteksi penyakit TBC ini.

Menurut dr Djatmiko, cara mendeteksi penyakit TBC ini yaitu melihat gejalanya lebih dulu. Gejala utama yakni batuk berdahak selama dua minggu atau lebih.

“Kalau gejala batuk berdahak dua minggu atau lebih sudah disebut suspek atau terduga TBC. Gejala lainnya yakni batuk berdahak dengan campuran darah, kemudian nyeri dada dan sesak nafas,” ujar dr Djatmiko, usai kegiatan Geber TB di SMAN 1 Karangrayung, Rabu, 13 September 2023.

Selain itu, gejala lainnya yakni nafsu makan dan berat badan menurun, demam dan meriang selama sebulan atau lebih dan keluar keringat di malam hari tanpa ada kegiatan.

“Kalau penularannya itu dipengaruhi oleh jumlah kuman, kemudian lama kontak menghirup udara yang terpapar TBC, yang diperoleh dari percik darah pada saat penderita batuk atau bersin dan daya tahan tubuh,” tambahnya.

Dokter Djatmiko MAP bersama para siswa SMAN 1 Karangrayung Grobogan. /Dok dr Djatmiko/

Kandungan percikan dahak pada penderita TBC yakni saat bicara antara 0-210 partikel, batuk 0-3.500 partikel dan bersin 4.500-1 juta partikel.

“Proses penularan TBC ini dimulai saat kuman TBC terhirup dari orang lain melalui saluran pernafasan, menuju paru-paru dan menyebar ke bagian tubuh lainnya. Kuman TBC keluar dari udara pada saat penderita TBC ini batuk, berbicara atau bersin,” tambah alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Agung.

“Jika daya tahan tubuh lemah, orang tersebut menjadi sakit TB. Namun, jika daya tahan tubuh kuat, orang tersebut tetap sehat,” ujar dr Djatmiko.

Penyakit TBC bisa menyerang dari kalangan anak-anak hingga usia dewasa. Untuk pengobatannya terbagi dua tahap.

Di tahap pertama, penderita usia dewasa meminum obat berupa pil warna merah setiap hari, selama 2-3 bulan untuk orang dewasa dan dilanjutkan dengan obat lanjutan yang diminum setiap hari, selama 4 bulan.

Pencegahan

Dokter Djatmiko menerangkan penyakit TBC ini bisa dicegah sejak dini. Pencegahan penularannya bisa dilakukan dengan memeriksakan diri jika mendapat gejala-gejala tadi pada tubuh Anda.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Kabupaten Grobogan Jumat 15 September 2023, Akankah Ada Hujan?

Kemudian, patuh untuk minum obat TBC secara lengkap, teratur, tuntas sampai dinyatakan sembuh.

“Ini yang penting adalah budayakan menutup mulut pada saat bersin dan batuk. Untuk yang menderita TBC harus pakai masker dan tidak membuang dahak di sembarang tempat,” jelas dr Djatmiko.

 

 

Sejak dini juga perlu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yakni dengan makan makanan bergizi, tidak merokok, dan olahraga.***

Editor: Agung Tri

Tags

Terkini

Terpopuler