Hadapi Masalah Kesehatan Dengan Prana, Energi Positif Pancarkan Kesembuhan

14 Januari 2023, 18:37 WIB
Muhadi saat menangani pasien berawal dari wawancara latar belakang hingga diketahui penyebab utamanya sebelum melakukan prana /dok Media Purwodadi / Hana Ratri

 

Media Purwodadi - Sebuah metode untuk membantu penyembuhan penyakit bernama prana.

Metode prana ini adalah sebuah penyebutan yang fungsinya untuk mengembalikan energi murni pada manusia sehingga bermuara pada kesadaran dirinya.

Di Kabupaten Grobogan, terdapat tempat terapi untuk prana. Yakni di Candi Joglo, yang bertempat di Desa Krangganharjo, Kecamatan Toroh.

Baca Juga: Resep dan Cara Membuat Nasi Itik Gambut, Kuliner Khas Banjarmasin Kalimantan Selatan

Di tempat ini, Muhadi memberikan terapi prana bagi mereka yang membutuhkan bantuan untuk mengembalikan kesadaran jiwanya.

Sejak 2017, Muhadi memberikan terapi prana kepada pasiennya yang berasal dari berbagai kota di Jawa Tengah.

"Jadi mengembalikan energi murni itu adalah ketika manusia sudah tercampur dengan energi negatif dari berbagai hal. Agar dirinya kembali sadar pada jiwanya, maka terapi ini adalah terapi yang terbaik," ujar Muhadi.

Energi negatif yang biasanya terjadi pada manusia berasal dari penyakit. Muhadi menyebutkan, penyakit bermula dari pikiran manusia yang berujung pada stress.

"Ketika mendapatkan energi negatif dari berbagai hal yang mengatasnamakan dirinya adalah terapis atau penyembuh dan sebagainya, maka ketika dirinya mencapai level stress, dirinya harus kembali pada kemurnian kesadarannya," tambah Muhadi.

Muhadi menyebutkan, bahwa terapi prana tidak menyembuhkan penyakit seseorang, namun memberikan motivasi kepada orang tersebut yang sedang terpuruk untuk kembali bangkit dari keterpurukan.

Dari berbagai macam ahli prana, Muhadi adalah terapis yang memberikan metode logika kepada pasiennya.

"Jadi sebelum melakukan prana, pasien dan terapis harus punya kepercayaan. Saling percaya inilah yang membentuk adanya komunikasi yang detail mengenai kondisinya tersebut," ujar Muhadi.

Lebih lanjut, Muhadi menjelaskan bahwa terapi prana ini juga membutuhkan dukungan dari orang terdekat untuk menggali informasi detail mengenai riwayat pasien.

"Jadi support orang terdekat, yakni keluarga membantu upaya penyembuhan prana. Semakin didukung, maka proses untuk kesembuhannya semakin cepat ada perubahan," ujar Muhadi.

Sekian banyak pasien yang datang, beberapa diantaranya adalah pasien yang pernah menjadi penghuni rumah sakit jiwa.

Setelah tidak sembuh dalam kondisinya tersebut, pasien ini datang ke Candi Joglo semula untuk healing.

Namun, di suatu kesempatan bertemu dengan Muhadi dan menceritakan keluhannya.

"Dari situ mengalir cerita hingga akhirnya melakukan prana di sini dan sampai saat ini orang tersebut sehat dan kuat, bisa berpikir positif dan menemukan jiwanya lagi," ujar Muhadi.

Muhadi menjelaskan, seorang terapi prana ini tidak abal-abal. Harus memiliki sertifikat. Dirinya mengakui bahwa sudah mendapatkan sertifikat dan melakukan terapi prana dengan ratusan pasien yang datang.

Selain menggunakan logika, sebelum melakukan prana, Muhadi juga lebih dulu mengetahui kondisi riwayat pasien secara medis.

"Jiwa yang bolong-bolong itu akan menjadi terisi karena adanya energi positif atas prana ini," ungkap Muhadi.

Dalam prana ini, Muhadi menyebut seperti psikiater yang menangani pasiennya. Namun, untuk penanganannya tidak menggunakan obat.

"Hanya memberikan energi positif dan mengajak pasien untuk mengenal kembali Tuhan yang dipercayainya," tutur Muhadi.

"Jadi kalau yang datang Muslim, ya kita minta dia berdoa sesuai dengan keyakinannya. Kalau dia Nasrani atau Kristen, kita minta dia juga berdoa dengan keyakinannya," tambah Muhadi.

Baca Juga: Lirik Lagu Kalih Welasku dari Denny Caknan yang Trending di YouTube, Awas Bikin Baper

Pengobatan prana tidak dikaitkan dengan agama. Namun, prana bisa menjadi salah satu cara mirip konseling psikologi agar pasien merasa bahwa dia tidak sendiri saat mengalami sakit.

Metode ini juga berlaku bagi pasien yang mengalami permasalahan rumah tangga. Berbagai pasien datang kepadanya dengan keluhan rumah tangga.

"Namun, kembali lagi kepada logika. Sebelum prana, apa yang menjadi masalah utama dalam jiwa manusia itu, kita kembalikan menjadi murni," tambah Muhadi.

Saat ini, Muhadi berpesan kepada seluruh masyarakat agar menjaga kesehatan tubuhnya dengan memancarkan hal yang positif.

"Ketika orang sakit auranya terlihat negatif
Maka pada diri si sakit harus disupport dengan energi positip dengan cara Mengelola pola pikir, gaya hidup, pola makan dan ibadah yang kuat," ujar Muhadi.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya

Tags

Terkini

Terpopuler