Padi Srinuk, Klaten yang Dipromosikan Ganjar Pranowo Rasanya Enak dan Lebih Untungkan Petani

- 6 Oktober 2022, 07:42 WIB
Petani Klaten saat panen padi Srinuk rekayasa padi Rojolele. Foto: Media Purwodadi
Petani Klaten saat panen padi Srinuk rekayasa padi Rojolele. Foto: Media Purwodadi /Humas Provinsi Jateng

"Sehingga petani malas. di antaranya (tidak banyak nanam Rojolele) mudah roboh diserang angin dan burung sehingga sangat tidak worh it (layak) untuk petani, itu (Rojolele) sudah mau ditinggalkan," kata dia.

Bappedalitbang bekerja sama dengan BATAN mencari solusi agar merekayasa jenis padi biar lebih pendek umurnya supaya cepat panen, dan pendek batangnya supaya lebih diminati petani dan beras Klaten bisa bersaing lagi. 

Proses penelitian dimulai dari 2013  ke kantor BATAN di Jakarta. Dimulai uji lab, sampai 2016 riset skala lab selesai. Dilanjut dengan uji tanam di Desa Gempol Karanganom Klaten. 

Baru 2019, akhirnya pemkab yakin ada tiga varietas yang layak diusulkan ke Kementerian Pertanian. 

Baca Juga: Lirik Lagu dan Terjemahan Single Psycho, Anne Marie Duet Bareng Aitch Ungkapkan Kebebasan dari Mantan Kekasih

Umurnya juga pendek sekitar 110 sampai 115 hari, batang juga lebih pendek namun rasa, pulen, wangi, dan lebih tahan hama daripada Rojolele lama.

"Kita namai Rojolele Srinuk, Rojolele Srinar, dan Rojolele Sriten. Srinar itu dari kata 'Dewi Sri Dewi Padi dan 'Nar' itu bersinar. Srinuk itu Dewi Sri Dewi Padi dengan 'nuk' itu enak banget atau inuk," urainya.

"Inuk sendiri inovasi nuklir Klaten, Sriten itu Dewi Sri Klaten tapi waktu sidang pelepasan di Kementerian Pertanian itu Sriten dan Srinuk kecenderungannya agak mirip. Jadi yang diloloskan harus salah satu. Yang diloloskan itu bukan jelek kualitasnya dan identik dengan Srinuk," ujarnya.***

Halaman:

Editor: Wahyu Prabowo

Sumber: Humas Provinsi Jawa Tengah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x