“Untuk menjaga kebersamaan, kita makan bersama-sama disini. Namun, ada juga yang dibawa pulang,” katanya.
Bustanul Arifin berharap sumber mata air yang melimpah keluar dan dikelola sebagai berkah.
Tak hanya untuk mengairi area pertanian, mata air tersebut digunakan warga untuk kebutuhan sehari-hari.
Mata air Teleng ini pada saat musim kemarau tiba, ternyata masih berlimpah dan bisa dimanfaatkan warga.
“Sedekah bumi ini sebagai wujud bakti bahwa air adalah sumber kehidupan,” ujarnya.
Warga setempat mengatakan, masyarakat sekitar yang menjaga merawat, mengelola dan memanfaatkan sumber air Teleng sebagai sumber kehidupan.
Bahkan, untuk para generasi muda juga diharapkan bisa melestarikan tradisi sedekah bumi salah satu kekayaan budaya di Kabupaten Grobogan.
“Ini merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang sudah langka di jaman seperti sekarang ini," ungkap Nanang, salah satu warga setempat.
"Tradisi ini mampu menciptakan kerukunan dan kebersamaan di tengah perbedaan. Maka sebagai generasi muda kita wajib melestarikannya,” katanya.***