"Kami merasakan sekali perbedaannya. Dulu waktu pandemi sepi sekali, bahkan sampai tidak ada wisatawan datang. Hampir dua tahun kondisi itu terjadi. Sekarang sudah mulai ramai, peningkatan kunjungan lebih dari 100 persen," tambah Ety.
Kondisi demikian tidak membuat pengelola Balkondes Karangrejo mematok tarif yang lebih dari normal. Ety menegaskan, semua harga, baik sewa kamar dan joglo masih sepertidulu.
Pengembangan kawasan wisata di kawasan Borobudur juga memberikan dampak bagi masyarakat sekitar. Wisatawan kini tidak hanya menumpuk di Candi Borobudur saja, tetapi juga di desa-desa wisata yang kini menjadi destinasi wisata di kawasan tersebut.
"Pengembangan kawasan Borobudur saat ini sangat terasa buat kami. Banyak wisatawan berdatangan ke desa-desa dan menikmati paket wisata yang ada," kata Agus Prayitno, pengelola wisata Jeep di kawasan tersebut.
Setiap hari, para wisatawan yang datang terus meningkat setelah pandemi berkurang. Agus mencatat, kurang lebih ada sekitar 2.000 wisatawan yang datang untuk menikmati jasa wisata yang disediakannya tersebut.
"Kondisinya sudah kembali normal seperti sebelum pandemi, bahkan sekarang lebih banyak wisatawan datang. Kami sangat merasakan dampak pengembangan Kawasan Borobudur ini," kata pemilik Gubuk Kopi ini.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo melihat pengembangan wisata di kawasan Candi Borobudur sudah kembali berdenyut.
Ganjar mengaku senang dengan kembalinya geliat pariwisata di kawasan Candi Borobudur setelah dua tahun menghadapi masa pandemi.
Pihaknya menjelaskan, target dalam pengembangan wisata Candi Borobudur ini bisa mengangkat ekonomi masyarakat.