Masyarakat Diminta Terus Waspada dan Lakukan Antisipasi Potensi Dampak La Nina Hidrometeorologi

- 30 Oktober 2021, 20:25 WIB
Bencana hidrometeorologi seperti banjir harus diantisipasi sejak dini.
Bencana hidrometeorologi seperti banjir harus diantisipasi sejak dini. /Hermann Traub / PIXABAY

Media Purwodadi – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus mengingatkan pemerintah daerah maupun masyarakat agar waspada dan antisipasi adanya potensi dampak La Nina di Indonesia.

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, menurut catatan BNPB terdapat frekuensi bencana yang paling banyak terjadi yakni bencana hidrometeorologi dengan kejadian mendominasi yaitu banjir, angin puting beliung dan tanah longsor.

Kepala BNPB RI, Letjen TNI Ganip Warsito melalui siaran pers BNPB mengungkapkan saat ini Bangsa Indonesia tidak hanya berjuang melawan pandemi saja.

Baca Juga: Cegah Dampak Buruk Hidrometeorologi, BNPB RI Minta BPBD Ambil Langkah Siap Siaga Hadapi Fenomena La Nina

Bencana lainnya seperti bencana hidrometeorologi juga menjadi kewaspadaan bagi masyarakat Indonesia.

"Kita sekarang tidak hanya berjuang melawan pandemi saja, tetapi juga bencana lainnya, salah satunya adalah bencana hidrometeorologi," jelas Kepala BNPB, Letjen TNI Ganip Warsito, Jumat 29 Oktober 2021.

Ada 5 hal yang dapat dilakukan sebagai upaya mitigasi dan pencegahan jangka pendek dalam menghadapi dampak La Nina yang dapat menimbulkan beberapa kejadian.

Pertama, memeriksa dan memastikan kesiapan personel, alat, sarana dan prasarana pendukung lainnya.

Kesiapan personel, alat, sarana dan prasaran pendukung dapat dilakukan dengan menggelar apel kesiapsiagaan oleh segenap komponen di daerah provinsi dan kabupaten/kota.

Selanjutnya pada level daerah diminta untuk menyiapkan rencana kontijensi (renkon) daerahnya masing-masing.

Baca Juga: Gerakan Mobil Masker BNPB Siap Bagikan Masker di Sejumlah Tempat Akitivitas Masyarakat

BNPB juga telah menginstruksikan kepada BPBD di masing masing provinsi, untuk menyusun renkon dalam menghadapi bencana hidrometeorologi.

“Pemerintah juga dapat menyiapkan status siaga darurat di wilayahnya apabila diperlukan,” jelas Ganip Warsito.

Sementara untuk upaya mitigasi bencana hidrometeorologi untuk jangka pendek dapat dilakukan dengan penanaman vegetasi, pembersihan saluran air, pembenahan tanggul sungai, dan penguatan lereng.

BNPB juga terus meminta pemerintah daerah melalui BPBD untuk melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat terkait kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi.

Baca Juga: Helikopter BNPB Mendarat Darurat di Panunggalan, Operator Perbaiki Navigasi

Ganip mencontohkan, salah satu edukasi yang dapat diberikan adalah jika turun hujan dengan durasi dari satu jam dan objek jarak pandang 30 meter tidak terlihat, maka masyarakat di daerah lereng tebing harus dievakuasi sementara.

Mitigasi jangka panjang yakni terkait tata ruang yang harus sejalan dan sensitif dengan aspek kebencanaan.

"Dalam hal tanah longsor misalnya, pemanfaatan lahan kritis sebagai tempat pemukiman tidak seharusnya dilakukan," ujar Ganip.

BNPB terus meminta kepada pemerintah daerah di masing masing provinsi melalui BPBD agar melakukan renkon dalam menghadapi bencana hidrometeorologi.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya

Sumber: BNPB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x