Hati-hati, Berita Hoax Bisa Mengantar Kita ke Neraka Berikut Penjelasan Ustadz Nanung Danar Dono

28 Maret 2024, 19:41 WIB
Ilustrasi, seseorang sedang membaca berita dari handphone. //freepik.com/

Media Purwodadi – Jangan asal sebar atau membuat berita hoax karena bisa mengantarkan kita nerakan, memang bisa? Berikut penjelasannya. 

Berita hoax adalah informasi bohong, palsu atau fakta yang diplintir atau direkayasa yang sengaja dibuat oleh orang tidak bertanggung jawab bisa bertujuan untuk lelucon hingga serius.

Jika tidak berhati-hati netizen pun akan mudah termakan tipuan berita hoax bahkan turut serta menyebarkan informasi palsu itu. Hal itu tentu akan sangat merugikan bagi yang menerima atau mendapat berita sekaligus bagi pihak korban fitnah.

Maka itulah jika kita membuat atau menyebarkan berita hoax hal tersebut bisa saja mengantarkan kita ke neraka. Seperti penjelasan ustadz Nanung Danang Dono yang dilansir dari whatsapp grup Halal Class MES dalam Pesan Ramadan yang disampaikan pada Sabtu 23 Maret 2024.

Baca Juga: Lakukan Pengawasan Konten Hoaks Terkait Pemilu 2024, Bawaslu Grobogan Ajak Stakeholder

Ustadz Nanung pun memberikan contoh sebagai berikut; seperti misalnya mungkin kita pernah mendapat sebuah berita heboh di media sosial (medsos), dan sangat menarik beritanya. Sepertinya baru kita saja yang mendapat infonya. Lalu kita bergegas membagikan (share) berita tersebut ke berbagai WhatsApp Group (WAG) yang lainnya. 

Lalu tiba-tiba, ada rekan bertanya, “Mengapa Anda menyebarkan berita dusta (hoax) di WAG ini?”.

Seketika, wajah kita serasa tertampar! Betapa bodohnya kita, dengan mudahnya membiarkan jari-jemari tangan kita menyebarkan berita yang tidak jelas kebenarannya.

Lantas bagaimana sebaiknya dalam menghadapi berita hoax tersebut? Atau bagaiman mengecek apakah berita atau informasi yang diterima tersebut hoax atau bukan?.

Ustadz Nanung berpesan, kewajiban kita ketika kita mendapat berita heboh (di media sosial) adalah tabayyun atau tatsabbut, mencari klarifikasi, mencari informasi tentang kebenaran beritanya.

“Jika kita gagal mendapat info yang valid, maka kita stop info tersebut di ponsel atau smartphone kita. Bukan kita sebarluaskan kemana-mana,” jelas Ustadz Nanung.

Tabayyun itu bukan saran, namun perintah Allah Swt.

يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوْا أَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلىَ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِيْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila datang kepada kalian orang fasiq dengan membawa berita, maka periksalah dahulu dengan teliti, agar kalian tidak menuduh suatu kaum dengan kebodohan, lalu kalian menyesal akibat perbuatan yang telah kalian lakukan.” (QS. Al Huujurat : 6). 

Baca Juga: Video dan Foto Aksi Klitih Meresahkan Masyarakat, Polres Grobogan Pastikan Itu Hoaks

“Jangan sampai kita menyebarkan berita dusta, apalagi fitnah. Jangan lupa, itu besar dosanya!,” tegas Ustadz Nanung.

Rasulullah SAW. bersabda, “ Tidak akan masuk surga orang yang suka menyebarkan fitnah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

“Maka marilah kita lebih berhati-hati. Jangan sampai jari-jemari tangan menggiring kita ke neraka,” ujarnya.

Jika kita menyebarkan berita dusta (bahkan fitnah) yang seakan-akan benar, lalu ribuan orang turut menyebarluaskannya, betapa banyak dosa yang akan kita tanggung, sebagai sumber pertama penyebar berita dusta tersebut?.

Ramadan sebentar lagi usai dan meninggalkan kita. Jangan sampai sia-sia puasa kita. Jangan sampai kita tidak mendapatkan apa-apa di Bulan Mulia ini.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW. bersabda:

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ 

“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.”

(HR. Ahmad no. 2/ 373, 441; Ibnu Majah no. 1/ 539; Ad-Darimi no. 2/ 211; Al Baihaqi no. 4/ 270). 

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW. bersabda:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barangsiapa (berpuasa) namun tidak meninggalkan perkataan dusta dan malah beramal dengannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903).

“Maka marilah kita lebih berhati-hati dan lebih bijak dalam bermedia sosial,” pesannya. 

Tips Cara Mengetahui Sebuah Artikel Itu Hoax atau Bukan:

1.- Gunakan search engines (mesin pencari berita) di internet, seperti:

- www.google.com atau

- www.yahoo.com

2.- Ketik 3-4 kata kunci: pertama kata 'hoaks' atau ‘hoax’, kedua, ketiga, keempat adalah kata yang paling spesifik ada pada artikel tersebut. Sebagai contoh misalnya:

- Hoax coffee mix

- Hoax nata de coco

- Hoax tips cuci ginjal

- Hoax tasbih tulang babi

- Hoax e codes babi

- Hoax aspartame kanker otak

- Hoax vaksin magnet

- Hoax lintah tumis kangkung

- Hoax e-codes lemak babi

- Hoax telur palsu

- Hoax beras plastik

- Hoax bahaya mi instan, dst.

3.- Jika tertulis nama seseorang, kita lacak siapakah orang ini. Cek kemungkinan nama asli atau nama fiktif belaka.

Misal:

- Prof. Dr. Ir. Budi Indarto

- dr. H. Ismuhadi, MPH.

- DR. M. Amjad Khan

“Semoga kita tidak lagi terjebak ikut menyebarluaskannya berita dusta atau hoax, di mana pun kita berada. Semoga bermanfaat. Allaahu a’lam bish-showwab,” tutupnya.***

Editor: Titis Ayu

Sumber: halal center ugm

Tags

Terkini

Terpopuler