Kaesang Pangarep Dengarkan Keluhan Petani Hutan di Rembang, Mulai Dari Pupuk Hingga SK Perhutanan Sosial

- 18 Desember 2023, 05:45 WIB
Kaesang Pangarep dengarkan keluhan para petani hutan saat berkunjung ke Kabupaten Rembang.
Kaesang Pangarep dengarkan keluhan para petani hutan saat berkunjung ke Kabupaten Rembang. /Media Purwodadi./


Media Purwodadi – Kaesang Pangarep bersama istrinya Erina Gudono mendatangi Kabupaten Rembang pada Minggu, 17 Desember 2023.

 

 



Kedatangan Kaesang Pangarep ini untuk mendengarkan keluhan para petani hutan dengan kegiatan bertema Ngopi Bareng Mas Kaesang. Kegiatan ini dilakukan untuk mendengarkan aspirasi masyarakat secara pribadi.

Dalam ngopi bareng, Kaesang Pangarep berdialog dengan petani. Para petani mengeluhkan beberapa problema yang dialami.

Baca Juga: Rumah Beserta Isinya Milik Seorang Warga di Karangrayung Terbakar, Penyebabnya Diduga Ini

Seorang petani bernama Umi memberanikan diri mengeluarkan keluhan terkait persoalan pupuk bersubsidi yang dalam distribusinya tidak merata. Hal itu ditanggapi Kaesang Pangarep bahwa hak petani atas pupuk harus terpenuhi.

"Kalau komunitas ada datanya komplit, KTP-nya semua ada harus punya hak untuk pupuk subsidi," terang Kaesang Pangarep.

Beberapa petani lainnya mempersoalkan akses jalan yang memprihatinkan. Bahkan, mereka mendesak segera untuk menerbitkan SK Perhutanan Sosial dan engharapkan bantuan program agroforesty berupa bibit buah.

"Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora memiliki potensi wisata. Alamnya mendukung, konsep Desa Gandu salah satu desa wisata kabupaten Blora. Mewujudkan itu, KTH kami merencanakan jangka dekat yaitu penanaman pohon buah. Akses jalan ke desa Gandu perlu diperhatikan," jelas seorang petani bernama Agus.

Menanggapi keluhan para petani ini, Kaesang Pangarep menawarkan beberapa solusi diantaranya kerjasama dengan pihak ketiga. Dia juga berupaya menyambungkan dengan pihak terkait untuk menjawab permasalahan para petani.

"Saya akan mengupayakan dengan dinas terkait, dengan pertanian, dengan LHK, ATR/BPR. Sehingga tidak ada konflik lain. Pokoknya kami mencoba pecahkan masalah itu satu persatu," ujar Kaesang Pangarep.

Secara Pribadi

Kedatangan Kaesang Pangarep untuk Ngopi Bareng bersama para petani di Rembang ini dilakukan secara pribadi, bukan sebagai Ketua Umum PSI. Kaesang Pangarep sendiri ingin menemui rakyat yang selama ini mendukung ayahnya, Joko Widodo.

Koordinator Semut Ireng Kabupaten Rembang, Miarizky mengatakan kegiatan ini tidak ada kaitannya dengan partai ataupun Capres Cawapres.

"Mas Kaesang murni turun ke masyarakat mendengarkan keluh kesah petani hutan Rembang. Ini kita bikin kegiatan santai, yaitu Ngopi Bareng Mas Kaesang," ungkap Miarizky.

Masyarakat penerima manfaat dari perhutanan sosial kurang lebih sebanyak 67 ribu orang. Hari ini yang datang 157 kelompok tani hutan dampingan Perkumpulan Rejo Semut Ireng. Selain Rembang juga terdapat perwakilan dari Kabupaten Pati, Blora dan Rembang. Beberapa juga perwakilan dari Pati dan Bojonegoro.

"Masyarakat sangat antusias. Mereka berbondong-bondong menggunakan truk, bus mini. Ya seluruh kendaraan dipakai bahkan ada juga yang menggunakan kendaraan bermotor," jelasnya.

Sementara itu, pembina Rejo Semut Ireng Harsono mengaku bahwa kegiatan ini mendadak, persiapan hanya dalam waktu dua hari saja. Pihaknya melakukan pengumpulan massa secara singkat dan ribuan massa memenuhi Taman Pantai Kartini.

Baca Juga: Seorang Petani di Gabus Ditemukan Meninggal di Saluran Air, Polisi Sebut Ini Penyebabnya

"Acara memang mendadak. Kita mendengar Mas Kaesang turun ke Rembang. 2 hari ini kita melakukan koordinasi maka kita berangkatkan 1500-an petani hutan," bebernya.

Dalam ngopi bareng membahas tentang problematika yang dialami petani hutan, diantaranya program Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Khusus (KHDPK) Perhutanan Sosial dan masalah pupuk. Termasuk perpres 28 tahun 2023 tentang Perencanaan terpadu Percepatan Pengelolaan Perhutanan Sosial.

"Ada diskriminasi masyarakat petani hutan meskipun ada Perpres nomor 28, tapi implementasi di lapangan penerjemahan pihak terkait tidak serius untuk memberikan pupuk bersubsidi kepada petani hutan. Petani masih merasa termarjinalkan," pungkas Harsono.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x