Video Viral Jajan Mie Instan Harga Tidak Wajar, Walikota Semarang: Bisa Rugikan Semua Pihak

- 6 Februari 2023, 23:20 WIB
Ilustrasi mie instan dengan harga tak wajar yang viral di TikTok.
Ilustrasi mie instan dengan harga tak wajar yang viral di TikTok. /PIXABAY.

Media Purwodadi - Seorang pengguna media sosial TikTok dengan akun @terlahirkembali21 menggunggah kekagetannya membeli mie instan di Kota Semarang.

Dalam video itu, pria pemilik akun TikTok ini mengungkapkan dirinya harus mengeluarkan kocek Rp76 ribu untuk membeli mie instan di salah satu Pedagang Kaki Lima di Kota Semarang.

Pria di akun TikTok tersebut bahwa harga sudah tertera di daftar menu. Mie instan goreng telur seharga Rp18 ribu dan mie instan sosis telur kornet dengan harga Rp25 ribu.

Baca Juga: Jadwal Acara Televisi Trans TV, Selasa, 7 Februari 2023 Saksikan Pagi-Pagi Ambyar Hingga Bioskop Trans TV

Kemudian, pria tersebut memesan porsi dobel. Bahkan, dalam video ini, pria tersebut mengungkapkan porsi ditambah satu mie itu berarti dua bungkus.

"Jadi porsi itu ditambah satu mie lagi. Jadi, mienya dua bungkus," kata pemilik akun tersebut.

Saat membayar, pria ini mengaku kaget ketika pemilik warung menagih senilai Rp76 ribu untuk dua mangkuk.

Masing-masing terinci dua mangkuk dengan harga Rp41 ribu dan Rp35 ribu.

Menanggapi video viral ini, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengimbau kalangan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota Atlas agar menjual dagangannya dengan harga yang wajar karena bisa merugikan semua pihak, bahkan bagi pedagang sendiri.

"Kalau kita bicara mengenai boleh tidak patok harga sendiri sebab sebagai pedagang, mereka juga akan rugi sendiri," ungkap Mbak Ita, sapaan akrab Hevearita, Senin 6 Februari 2023, dikutip dari ANTARA.

Mbak Ita memberikan contoh kasus serupa pernah terjadi di beberapa daerah. Yang terutama terjadi di Yogyakarta beberapa waktu lalu.

Di Kota Gudeg ini, Mbak Ita menjelaskan ada yang viral pada PKL di yang menetapkan harga tidak wajar yang ditawarkan PKL.

"Kalau sekali dia seperti itu, kaya (seperti) di Jogja atau di mana, akhirnya tidak laku," ujar Mbak Ita.

"Dapat untung sekali, tapi setelah itu tidak laku lagi. Tolong kalau ingin laku dapat pelanggan terus-menerus yang wajar saja," imbau Mbak Ita.

Menurut Mbak Ita, langkah terpenting dalam berjualan kuliner adalah terus menjaga kualitas dan rasa.

Namun Mbak Ita menjelaskan PKL harus mematok harga yang masih dalam batas wajar dan tidak terlampau mahal.

"Kalau ingin dapat pelanggan terus menerus, ya, harga yang wajar-wajar saja," tambah Mbak Ita.

"Tingkatkan kualitasnya, menjaga rasanya. Nanti, banyak orang balik ke situ," tambahnya.

Mbak Ita juga meminta jika ada masyarakat maupun wisatawan yang mengalami hal serupa agar melaporkan kepada Pemerintah Kota Semarang melalui kanal-kanal pengaduan yang sudah tersedia sehingga langsung ditindaklanjuti.

Terkait video viral tersebut, Mbak Ita menyebutkan dirinya telah meminta Satpol PP mengecek keberadaan PKL itu.

Baca Juga: Kode Redeem AOV Selasa, 7 Februari 2023 Update Terbaru Klaim dan Dapatkan Hadiah dari Garena Sebelum Kehabisan

Dalam video viral ini disebutkan di wilayah Simpang Lima. Namun, pada saat pengecekan ditemukan di lokasi lain yakni di Kawasan Candi.

"Kami kan punya media pengaduan, bisa lapor di situ. Begitu dicek (lokasi yang viral di Simpang Lima kok nggak ada. (tidak ada)," ungkap Mbak Ita.

"Saya yakin di Simpang Lima nggak ya. Kemarin, Satpol PP menemukan di wilayah Candi," katanya.***

Editor: Hana Ratri Septyaning Widya

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x