Dengan adanya gambaran itu, Ganjar menilai akan muncul permintaan yang memberatkan orang tua seperti soal pembangunan rumah ibadah hingga perbaikan fasilitas seperti ruang hkelas.
“Katanya ini akan jadi legacy kepada sekolahnyalah. Akhirnya ini membebani masyarakat, membebani rakyat,” tegas Ganjar.
Hingga akhirnya, Ganjar Pranowo meminta kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah melakukan pemetaan jumlah gedung dan bangunan sekolah di Jateng yang rusak dan menghitung anggaran yang tersedia untuk dialokasikan.
Terkait penarikan iuran dari wali murid yang dilakukan sekolah, Ganjar Pranowo meminta adanya tandangan dari satu per satu yang setuju dengan keputusan itu.
“Harus tandatangan satu per satu bahwa dia setuju dengan keputusan itu. Jika ya silakan jalan, jika tidak ya nggak boleh jalan dan ketika ada yang tidak mampu, tidak boleh dipaksa,” tegas orang nomor satu di Jawa tengah ini.
Ganjar sendiri sudah mengingatkan kepada para guru yang ditemuinya. Namun, suami dari Siti Atikoh ini kerap menemui kasus guru atau kepala sekolah yang nekat dan melakukan pungli.
“Maka dengan terpaksa kemarin, saya harus nyemprit beberapa kepala sekolah. Ini peringatan keras,” tegas ayah dari Muhammad Zinedine Alam Ganjar ini.
Di akhir sambutannya, Ganjar meminta para guru untuk memulai budaya antikorupsi dari diri sendiri dan menitipkan anak-anak yang cerdas, berakhlak mulia, punya budi pekerti baik dan integritas yang tinggi.
“Nanti kalau pemerintah sudah nggak bisa ngurusi, biar nanti saya yang sikat mencari cara yang lain. Ini contoh bagaimana membudayakan antikorupsi dan saya titip betul pada kawan guru untuk bisa melakukan itu,” tegasnya.***